Tentang sebutan “Bapa”
Pada masa Yesus, orang-orang Yahudi dalam doa-doa mereka juga menyapa Allah dengan “Bapa” tetapi mereka tetap harus “menjaga jarak”. Karena itu, sapaan tersebut perlu diberi sedikit tambahan yg menunjukkan hormat manusia pada Allah, contohnya “Bapa kami yg ada di surga”. Tidak seperti Yesus, orang Yahudi tidak pernah menyebut Allah dengan “Bapaku” atau malah “Bapa” begitu saja. Itu terlalu akrab dan di telinga orang Yahudi menjadi kurang hormat kepada Allah! Namun, Yesus dengan tidak ragu menyapa Allah sebagai Bapa. Ia melakukan itu karena memang memiliki relasi yang sangat dekat dengan-Nya. *(Martin Harun, OFM, Tahun Rahmat Tuhan: Ulasan Injil Hari Minggu th C, Masa Biasa, Yogyakarta: Kanisius/LBI, 2001, hlm. 138)