10 Perintah Allah dalam Konteks Moral Kristiani
10 Perintah Allah dalam Konteks Moral Kristiani
Pendahuluan
Orang Kristiani (baca: Katolik) hidup dan ada bersama di dunia ini dengan orang-orang lainnya yg sangat beragam/plural dari berbagai hal: suku, ras, golongan, agama, dsb. Hal itu adalah keniscayaan yg tak dapat dihindari. Dalam hidup bersama spt itu, mau tidak mau, entah langsung atau tidak langsung aneka pandangan, paham atau aliran (isme-isme) akan mewarnai dan saling mempengaruhi. Sementara itu, sebagai orang Kristiani, kita pun ada dalam tegangan antara kita yg masih ada di dunia dg nilai-nilai duniawi dengan jatidiri kita yg adalah anak-anak surgawi. Seringlah ditemui bahwa apa yg kita imani dalam konsekuensi menjadi anak-anak surgawi tidaklah selalu sejalan dengan nilai-nilai duniawi. Memang dunia tidak selamanya jahat tetapi dunia dengan aneka macam tawaran duniawinya harus disikapi dengan kritis dan benar. Tegangan semacam itulah yang hendaknya kita sikapi agar kita tidak terjerat oleh pandangan/paham duniawi yg tidak semuanya selaras dengan iman Katolik. Untuk itu, pemahaman tentang moral Kristiani menjadi penting dalam dunia ini yg menjadi medan hidup dan perjuangan kita sebagai anak-anak Tuhan.
Dalam Seikat (Sekolah Iman Katolik) ini, kita akan memahami moral Kristiani dengan bercermin/berpangkal pada 10 Perintah Allah. Mengapa dipilih 10 Perintah Allah? Karena melalui perjanjian itu, banyak hukum dan moral Kristiani dinyatakan. Yesus pun menghidupinya dan juga kita hidupi sampai hari ini sebagai umat Allah dalam konteks Perjanjian Baru.
Belajar dari Sepuluh Perintah Allah (Dekalog)[1]
Berpangkal dari Sepuluh Perintah Allah[2], yang bisa dibagi dalam dua bagian besar yaitu kasih kepada Allah dan kepada sesama, nampak jelas sebetulnya bahwa ada gerak vertikal dan horizontal yang kuat. Dua gerakan dinamis itu membentuk simbol khas yg biasa umat Katolik buat yaitu SALIB. Maka, melalui Sepuluh Perintah Allah, kita diantar untuk mengimani Yesus Kristus yang menjadi kepenuhan dari hukum Taurat. Perintah kasih yg disampaikan Yesus Kristus kepada kita menjadi dasar bagi kita untuk menghidupi hukum kasih yang sejati. Sekalipun kasih menjadi pedoman utama, satu iota pun dalam hukum Perjanjian Lama (Dekalog) tidak boleh dihilangkan. Setiap orang Kristen wajib menaati Dekalog sbg tuntutan minimalnya kepada Allah dan sesamanya.
Ke-10 perintah Allah disusun atas dasar kedua hukum kasih yang diajarkan oleh Tuhan Yesus (Mat 22:34-40; Mrk 12:28-34; Luk 10:25-28) yaitu: kasih kepada Allah (perintah 1-3) dan kasih kepada sesama (perintah 4-10). Urutan ke-10 perintah Allah tidak diberikan atas dasar kebetulan, tetapi menurut St. Thomas Aquinas, memang ada alasannya tergantung dari tingkatan prioritasnya:
Perintah 1-3: Kasih kepada Allah
1. Karena hanya ada Satu Allah, maka hanya Dia yang patut disembah oleh manusia. Karena itu, Allah melarang manusia membuat patung berhala untuk disembah sebagai allah lain (perintah pertama).
“Akulah Tuhan Allahmu”. (Kel 20:2)
Tiap orang beriman wajib melaksanakan 3 keutamaan teologal:
Iman (percaya Allah dan menolak yg berlawanan dengannya)
Harapan (menanti dengan percaya pada kuasa Allah),
Kasih (mengasihi Allah di atas segalanya)
“Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku” (Kel 20:3), berarti tidak boleh:
Politeisme (menyembah ilah-ilah/yg dianggap Allah)
Takhayul
Penodaan agama dengan kata dan perbuatan
Ateisme (menyangkal Allah)
Agnotisisme (tidak bisa bicara apa-apa tentang Allah)
“Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun” (Kel 20:4)
Bagi Gereja Katolik, gambar hanyalah membantu merepresentasikan pribadi di dalamnya, misalnya Yesus, Maria, malaikat, orang kudus, dll. Jadi tidak ada penyembahan apapun pada patung atau gambar-gambar. Harap diingat: perlu dibedakan antara penyembahan dan penghormatan[3].
2. Berhubungan dengan Tuhan, yang ada di dalam hati/pikiran manusia, adalah nama-Nya yang kudus. Nama Tuhan harus dihormati sehingga tidak boleh disebut dengan sia-sia (perintah kedua).
“Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan”
Cara menghormati kekudusan nama Allah?
- Menyerukan, memberkati, memuji, dan memuliakan.
- Memakai atau menyebut untuk hal baik.
- Tidak menghojat.
3. Tuhan menetapkan satu hari dari ketujuh hari sebagai peringatan akan Diri-Nya, dan hari ini harus dikuduskan (perintah ketiga).
“Allah memberkati hari Sabat dan menguduskannya” (Kel 20:11)
- Memperingati beristirahatnya Allah dalam penciptaan
- Memperingati pembebasan Israel dari perbudakan
Mengapa Sabat diubah hari Minggu?
Bagi orang Kristen hari Minggu adl hari pertama (Mrk16:2) penciptaan baru karena Paskah Yesus[4].
Bgm cara kita menguduskan hari Minggu? a) Berpartisipasi dalam Ekaristi. b) Tidak melakukan kegiatan yang menghalangi ibadat
Perintah 4-10: Kasih kepada sesama seperti kasih kepada diri sendiri
4. Di antara sesama, yg terutama adalah orang tua, yang melahirkan dan memelihara keturunannya. Tuhan memberikan kuasa kepada para orang tua untuk menjadi wakil Tuhan, dalam membimbing dan mengoreksi anak-anak mereka. Karena itu, anak- anak harus menghormati orang tua (perintah keempat).
Pengertian Perkawinan dan Keluarga
Dengan perkawinan, Allah menyatukan laki-laki dan perempuan menjadi sebuah keluarga.
Perkawinan bertujuan untuk: kesejahteraan suami-istri, kelahiran anak dan pendidikan anak-anak.
Dalam Kristus, keluarga menjadi gereja domestik karena merupakan komunitas iman, harapan dan kasih.
Kewajiban anak dan orang tua
Anak harus menghormati orang tua dengan penuh kasih sayang dengan membangun relasi baik dan memberi kontribusiperkembangan keharmonisan keluarga. Anak wajib membantu orang tua terlebih saat dalam susah, sakit, kesepian, atau usia lanjut.
Orang tua dalam kebapaan Allah bertanggung jawab mendidik anak-anak dan menjadi guru iman yang pertama. Orang tua menyediakan kebutuhan material dan spiritual pada anak serta memberi nasihat bijaksana untuk hidup anak.
5. Kehidupan diri sendiri dan sesama harus dihargai (perintah kelima).
Menghormati kehidupan
Hidup manusia adalah prakarsa Allah. Tidak seorang pun boleh mengakhiri secara langsung hidup manusia.
Sejak pembuahan manusia punya hak hidup dan negara wajib dilindungi.
Kita wajib menjaga kesehatan fisik kita dan orang lain tetapi menghindari pendewaan badan dan setiap jenis eksesnya.
Membela diri untuk mempertahankan hidup tidak melanggar norma.
Yang dilarang oleh perintah kelima
Pembunuhan langsung dan dikehendaki
Aborsi langsung yang dikehendaki sebagai tujuan.
Euthanasia.
Bunuh diri.
Eksperimen berbagai disiplin ilmu, transplantasi, dan praktik yang tidak diperbolehkan
Eksperimen sah secara normal bila untuk kebaikan pribadi dan masyarakat tanpa risiko yang tidak proporsional.
Transplantasi organ bisa diterima secara normal dengan persetujuan si donor tanpa risiko yang luar biasa. Kematian si pendonor harus betul sudah dipastikan.
Penculikan, penyanderaan, terorisme, penyiksaan, kekerasan, dan sterilisasi langsung tidak diijinkan. Amputasi dan mutilasi diijinkan untuk tujuan medis.
Perawatan mendekati ajal dan sudah meninggal
Orang yang menghadapi ajal harus didukung dengan doa dan sakramen.
Tubuh orang yang sudah meninggal harus diperlakukan dengan hormat dan cinta. Kremasi diijinkan asal bukan untuk menyangkal iman.
Mewujudkan Damai
Seruan Tuhan “Berbahagialah orang yg membawa damai”(Mat 5:9) menuntut siapa pun untuk menentang budaya kematian.
Damai bukan hanya berarti tidak ada perang, melainkan hadirnya “buah kebenaran” sebagai efek cinta kasih.
6. Tubuh harus dihormati juga kemampuan utk menyalurkan kehidupan (keenam).
Tentang Makna Kemurnian
Kemurnian adalah integritas positif seksualitas dalam diri pribadi.
Kemurniaan adalah keutamaan moral. Anugerah Allah, rahmat, dan buah roh.
Kemurnian membutuhkan penguasaan diri; dibantu dengan askese, doa, sakramen, latihan rohani, dll.
Jalan kemurnian dengan selibat atau menghayati kemurnian hidup pernikahan.
Dosa melawan kemurnian: perzinahan, masturbasi, percabulan, pornografi, prostitusi, perkosaan, perbuatan homoseksual.
Perintah keenam mencakup semua dosa melawan kemurnian.
Kelahiran
Pengaturan kelahiran diijinkan dengan tidak boleh karena tekanan dari luar tetapi dengan alasan objektif dan dengan metode pantang berkala dan pemakaian periode tidak subur.
Setiap tindakan untuk tujuan menghalangi prokreasi adalah imoral.
Inseminasi dan fertilisasi buatan adalah tindakan imoral karena memisahkan prokreasi dengan tindakan penyerahan diri.
Anak
Anak adalah semata-mata anugerah Allah.
Tidak ada hak “harus punya anak dengan alasan apapun”.
Bila tidak punya anak, bisa menunjukkan kemurahan hati dengan menjadi orang tua asuh.
Yang melawan martabat perkawinan
perzinahan/perselingkuhan
perceraian,
poligami, poliandri, kawin kontrak, kawin siri
incest,
hubungan bebas tanpa ikatan resmi/kumpul kebo
hubungan seks sebelum atau di luar pernikahan.
7. Harta milik sesama harus dihormati (perintah ketujuh).
Hak milik pribadi
Hak milik pribadi diakui jika didapat atau diterima dengan cara yang benar. Tujuan hak milik pribadi adalah menjamin kebebasan dan martabat setiap orang dg tetap mengingat solidaritasnya pada orang lain yang membutuhkan.
Maksud dan tujuan perintah ketujuh
Perintah ketujuh menuntut setiap orang untuk hormat terhadap pribadi, terhadap harta benda yang dimiliki, dan terhadap keutuhan ciptaan.
Perintah ketujuh menuntut hormat pada barang orang lain dengan melakukan keadilan dan cinta kasih, melalui keugaharian dan solidaritas.
Perintah ketujuh melarang: pencurian, membayar upah yang tidak adil, dan cara-cara apapun yang merugikan orang lain.
Terkait Ajaran Sosial Gereja
Gereja berintervensi memberi penilaian moral di bidang sosial, dan ekonomi ketika dituntut oleh hak-hak asasi pribadi, kebaikan umum, dan keselamatan jiwa.
Kehidupan sosial ekonomi harus dijalankan untuk melayani manusia dalam keutuhan dan seluruh komunitas manusiawi, dalam menghormati keadilan sosial.
Gereja menolak sistem ekonomi yang mengorbankan hak pribadi, menolak ideologi yang dihubungkan dengan komunisme, ateisme, totaliter sosialisme, individualisme.
8. Nama baik sesama harus dihormati (perintah kedelapan).
Tentang Kebenaran
Setiap orang dipanggil kepada kejujuran dan kebenaran, baik dalam kata maupun perbuatan.
Setiap orang kristen harus memberi kesaksian tentang kebenaran, bahkan sampai pada kemartiran.
Hal-hal yang dilarang pada perintah kedelapan
Saksi dusta, sumpah palsu, dan dusta
Penilaian yang lancang, merusak nama baik, dan fitnah
Rayuan, sanjungan, dan pujian yang berlebihan
Hal-hal yang dituntut oleh perintah kedelapan:
Penghormatan pada kebenaran disertai dengan pertimbangan kasih.
Dalam komunikasi dan informasi, orang harus mempertimbangkan kebaikan pribadi dan umum
Dalam penyimpanan rahasia, orang harus menjaganya, kecuali dalam kasus khusus karena alasan berat dan seimbang.
9. Untuk menjaga hak-hak sesama, terutama hak-haknya sbg keluarga (kesembilan).
Setiap orang wajib mengalahkan kecenderungan nafsu kedagingan dalam pikiran dan keinginan.
Perintah kesembilan ini melarang orang untuk menanam pikiran dan keinginan yang berhubungan dengan perbuatan yang dilarang pada perintah keenam.
Tuntutan lain dari kemurnian:
Menjaga hal-hal yang sangat intim pada manusia.
Menghindari hal-hal yang erotisme dan merangsang.
Pemurnian lingkungan sosial melalui perjuangan terus-menerus.
10. Hak sesama atas harta miliknya harus dihargai (perintah kesepuluh).
Perintah ini menuntut sikap batin hormat pada milik orang lain dan melarang:
q ketamakan,
q keinginan tak terkendali atas milik orang lain
q iri hati yang berupa kecemburuan melihat milik orang lain.
Yesus meminta kita mengutamakan Dia di atas segalanya dan berani berserah pada penyelenggaraan ilahi (kemiskinan injili).
Kerinduan terbesar manusia ialah memandang Allah, bukan pada kepemilikan.
Penutup
Dg berpangkal dari Dekalog, pemahaman akan moral kristiani dan praktiknya kiranya menjadi makin jelas. Tentu saja, sekali lagi harus diingat bahwa dasar dari moral kristiani adalah KASIH kepada Allah dan sesama. Dg demikian, apa yg kita lakukan sungguh-sungguh mengalir dari kasih dan menuju kepada kasih. Semoga pembelajaran moral ini menjadikan kita manusia-manusia yg bermoral kristiani sebagaimana Kristus sendiri telah mengajarkan dan memberikan teladan agungnya kepada kita semua. Deus Caritas est!
Berkah Dalem – d2t
[1] Utk penjelasan lebih detail, silakan melihat dalam buku Kompendium Katekismus Gereja Katolik hlm. 145-173
[2] St. Thomas Aquinas (ST, I-II, q. 98-108) mengatakan bahwa ada 3 macam hukum di dalam Perjanjian Lama, yaitu: a) Moral Law (bagian dari hukum kodrati) Dekalog masuk dlm hukum moral ini. b) Ceremonial Law yaitu ekpresi untuk memisahkan sesuatu yang sakral dari yang duniawi yang juga berdasarkan prinsip hukum kodrat, seperti: hukum persembahan termasuk sunat (Kel 17:10, Im 12:3), perpuluhan (Mal 3:6-12), tentang kesakralan, proses penyucian untuk persembahan, tentang makanan, pakaian, sikap, dll. Hukum ini tidak lagi berlaku lagi dengan kedatangan Kristus, karena Kristus sendiri adalah persembahan yang sempurna, Kristus menjadi Anak Domba yang dikurbankan; c) Judicial Law: suatu peraturan yang menetapkan hukuman/sangsi sehingga peraturan dapat dijalankan dengan baik. Oleh karena itu, peraturan ini sangat rinci, terutama untuk mengatur hubungan dengan sesama, seperti: peraturan untuk penguasa, bagaimana memperlakukan orang asing, dll. Contoh dari hukum yudisial: kalau mencuri domba harus dikembalikan empat kali lipat (Kel 22:1); hukum cambuk tidak boleh lebih dari empat puluh kali (Ul 25:3); mata ganti mata, gigi ganti gigi (Kel 21:24, Im 24:20, Ul 19:21); sangsi jika hukum perpuluhan dilanggar (lih. Bil 18:26,32). Setelah kedatangan Kristus, maka judicial law ini tidak berlaku lagi. Untuk lebih lengkapnya, penjelasan tentang 3 hukum tsb, silakan masuk di situs katolisitas.org
[3] Penyembahan hanya diperuntukkan bagi Allah (Latria). Adapun penghormatan diperuntukkan bagi para kudus atau martir (Dulia) termasuk di sini adalah devosi kepada Bunda Maria. Dengan demikian, jelaslah bahwa umat Katolik hanya menyembah Allah karena sudah seharusnya demikian sebagaimana ditegaskan dlm Dekalog.
[4] *Kebangkitan Yesus terjadi pada hari Minggu, yang disebut sebagai hari pertama di dalam minggu (Luk 24:1).
*Tuhan Yesus menampakkan diri dalam perjalanan ke Emmaus, dan melakukan pemecahan roti di depan murid-murid-Nya pada hari kebangkitan-Nya, yaitu hari Minggu, hari pertama minggu itu (Luk 24:13-35, Luk 24:1).
*Rasul Paulus mengatakan bahwa hari Sabat tidak mengikat umat Kristen (Kol 2:16; Gal 4:9-10; Rom 14:5).
*Jemaat Kristen perdana non Yahudi merayakan hari Tuhan pada hari Minggu (Kis 20:7; 1 Kor 16:2). Selanjutnya, maka perayaan hari Tuhan bagi umat Kristen adalah hari Minggu yang dikatakan sebagai hari pertama di dalam minggu, dan bukan hari terakhir dalam minggu (bukan Sabat).
Patokan penentuan hari Tuhan oleh Gereja itu adalah hari kebangkitan Kristus sendiri, dan hal inilah yang telah diterapkan oleh para rasul dan jemaat sejak kebangkitan Yesus, yang terjadi di hari pertama Minggu [bukan pada hari ketujuh yaitu pada hari Sabtu]. Jadi yang menentukan perubahan ini, yang bermakna penggenapan makna hari Sabat adalah Kristus sendiri.