“Lakukanlah segera pertobatanmu!”
Yohanes Pembaptis dengan nyaring berseru-seru di padang gurun sebagaimana dinubuatkan nabi Yesaya,“Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!” dan “Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya!” Pada Minggu Adven kedua ini, kita diajak untuk melaksanakan pertobatan sebagai langkah iman untuk menyambut kehadiran Tuhan dlm perayaan Natal yg akan datang. Dg ungkapan luruskanlah jalan bagi-Nya, nyatalah bhw pertobatan mengajak kita utk selalu berjalan di jalan Tuhan sbgm Ia kehendaki. Masalahnya jalan yg mana? Tiada lain adlh jalan yg mengantar kita menuju kpd Tuhan yaitu dg berlaku kudus, jujur, adil, baik dan benar, peduli kepada sesama yg menderita, dsb. Maka, pertobatan tdk hanya diucapkan tetapi harus diwujudnyatakan. Dengan kata lain, kita harus menghasilkan buah-buah yg baik selaras dg pertobatan itu sendiri. Meski demikian, tak selalu yg namanya bertobat/pertobatan dihidupi dalam kerangka hidup beriman bahkan ada yg menganggapnya tidak perlu untuk sambut sakramen tobat secara rutin sehingga malah cenderung dilupakan. Beberapa kali pula saya menjumpai peniten yg pengakuan dosa terakhir kali: 3, 5, 8, 10, 15 th yg lalu. Waduh! Mari kita sungguh bertobat tanpa ragu dan malu.***d2t