“Sayang orang atau barang?”
Ketika seorang pria sedang memoles-moles mobil barunya, anaknya yg berumur 6 tahun mengambil sebuah batu dan menggores-goresnya di badan mobil itu. Dengan marah, pria tsb. memegang tangan anak itu dan memukul-mukulnya ber- ulang-ulang, tanpa sadar bahwa ia sedang memegang kunci pas. Di RS, anak itu kehilangan semua jari-jari tangannya krn remuk. Ketika anak itu melihat ayahnya dgn menahan rasa sakit di matanya, dia bertanya, “Ayah, kapan jari-jariku akan tumbuh lagi?” Pria itu sangat terpukul hatinya. Dia kembali ke mobilnya dan terus-menerus menendang-nendangnya sambil menangis. Menyesali perbuatannya, dia duduk di depan mobil itu dan melihat goresan yg ditulis anaknya “LOVE YOU DAD”. Beberapa hari kemudian, pria itu kedapatan bunuh diri. Marah dan cinta bisa menguasai kita senantiasa. Pilihlah cinta agar Anda punya hidup yg indah. Barang-barang hanya dibuat, tetapi orang untuk dicinta. Justru di situlah letak masalah di dunia sekarang: Orang dinilai sebagai barang dan barang-barang dicinta melebihi orang. Bagaimana sikapku selama terhadap barang-barang dan orang-orang di sekitarku? Marilah senantiasa menempatkan orang/manusia sebagai pribadi yang harus dihormati martabatnya lebih daripada barang-barang yg tak mempunyai martabat luhur sbgm manusia sang citra Allah.