Dengarkanlah Dia dan Jangan takut!
Dalam suatu retret sekolah, ada hal menarik saat siswa-siswi melaksanakan program Today Survive (bertahan hidup hari ini). Mereka diminta pergi berdua-dua utk bekerja selama beberapa jam di hari itu dg misalnya bekerja di warung makan, cuci motor, ikut memulung, dsb. Apa yg terjadi? Ada yg berhasil bekerja dan mendapatkan upah sekadarnya. Adapula yg kembali dg tangan hampa bahkan beberapa menangis karena merasa tak tahan dengan situasi yg mereka hadapi. Menariknya lagi, mereka yg kembali sambil menangis itu ternyata anak-anak yg di rumah biasa dilayani dan semuanya sudah dicukupi. Ternyata, zona nyaman bisa membuat orang lemah dalam menghadapi tantangan hidup. Orang yg hidup di zona berisiko (misalnya: hidup pas-pasan malah mungkin berkekurangan, fasilitas tak selalu tersedia) justru seringkali menunjukkan ketangguhannya. Mengapa? Karena mereka terbiasa utk bertahan hidup bahkan bila harus menderita dan dlm situasi tak menguntungkan. Ternyata, tak selamanya penderitaan/keterbatasan itu melemahkan.
Dalam Minggu Prapaskah II, kita diajak oleh Yesus utk tdk terlena berada di zona nyaman seperti Petrus, Yakobus dan Yohanes yg merasa bahagia di puncak gunung saat mengalami tranfigurasi Yesus bahkan Musa dan Elia juga hadir. Kehadiran Musa dan Elia mau menegaskan bahwa Yesus Sang Mesias akan mengalami penderitaan dan wafat di salib. Maka para murid diajak utk tdk hanya ikut Yesus yg mulia tetapi juga harus berani mengikuti dan memanggul salib. Rasul Paulus dlm bacaan II juga menegaskan, “Saudaraku terkasih, berkat kekuatan Allah, ikutlah menderita bagi Injil Kristus! Abraham pun dipanggil Allah utk meninggalkan zona nyamannya dan mempercayakan hidup kepada Allah. Salib janganlah dianggap beban/kutukan tetapi bagian utuh dari iman yg dinamis-kokoh utk terus membangun kita menjadi pejuang iman yg tangguh.***d2t