“Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir.” (17 April 2014)
“Saatnya telah tiba, Yesus mengasihi murid-murid-Nya hingga kesudahannya. Di malam terakhir itu Ia mengajar mereka melakukan pekerjaan hamba, dengan membasuh kaki mereka. Tindakan tidak lazim ini sangat mengejutkan, bahkan menuai protes. Tapi Yesus tetap melakukannya sebagai suatu ‘ajaran baru’.
Membasuh kaki adalah panggilan. Para murid dipanggil untuk saling membasuh kaki dan saling melayani. Apa yang dilakukan Yesus belum dapat mereka pahami saat ini. Tapi, kelak mereka akan memahaminya. Petrus memberontak dan tidak mau dibasuh oleh Yesus. Sikap yang sama pernah ia tunjukkan, tatkala Yesus menubuatkan kematian-Nya sebagai hamba. Dengan keras, Yesus sekali lagi menegur Petrus. Dia ingin Petrus sadar bahwa tindakan membasuh ini penting. Bila Petrus tidak mau dibasuh kakinya, ia tidak dapat mengambil bagian dalam Yesus. Tampaknya hal ini lebih dari sekadar pelayanan Kristiani.
Pembasuhan kaki punya makna simbolis, yaitu kematian Yesus sebagai hamba. Maka, pembasuhan kaki mutlak perlu. Beberapa makna simbolis pembasuhan kaki adalah: Pertama, pembasuhan kaki melambangkan kematian Yesus sebagai hamba. Kedua, syarat untuk berpartisipasi dalam kematian Yesus ialah melalui Pembaptisan. Tanpa pembaptisan orang tidak dapat mengambil bagian dalam Yesus. Ketiga, dengan Pembaptisan, kita sudah bersih seluruhnya dan tidak perlu dicuci lagi. Keempat, semua ini pada gilirannya mengantar kita kepada peranan sebagai pelayan. Karena itu, kita harus saling melayani. Kelima, karena kita dibaptis dalam kematian Yesus yang menyelamatkan, maka kita harus meniru teladan-Nya. “Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu” (Yoh 13:15).
Gambar profetis saling membasuh kaki ini berbicara tentang peranan semua orang Kristen, terutama para pemimpin Gereja. Kesukaran Petrus adalah kesukaran setiap pemimpin Gereja berkenaan dengan pelayanan kristiani. Pembasuhan kaki membuat kita semua harus tunduk membungkuk, bahkan mencium debu, simbol sikap rendah hati. Karena itu, menjadi pelayan sejati hanya mungkin, bila orang mau rendah hati. Pancaran kerendahan hati tampak jelas tatkala manusia saling membasuh kaki.
Doa :
Ya Allah, dalam perjamuan malam yang amat kudus ini, Putra Tunggal-Mu menyerahkan diri-Nya kepada kematian, mempercayakan kepada Gereja kurban yang baru dan kekal, serta perjamuan cinta kasih-Nya. Semoga kami yang merayakan perjamuan malam ini menimba kepenuhan kasih dan hidup dari misteri yang luhur dan agung itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
(Simon Rande, O.Carm/Cafe Rohani)
Sumber : www.renunganpagi.blogspot.com