“Komunikasi: Budaya Perjumpaan Sejati”
Komunikasi adalah suatu seni dalam keberadaan makhluk hidup untuk menyampaikan sesuatu kepada yang lainnya. Melalui komunikasi itulah dibangun aneka macam hal: rasa-perasaan, pemahaman, kerjasama, persaudaraan, solidaritas, dsb. Yesus pun dalam Injil hari ini mengajak kita semua untuk selalu membangun komunikasi dengan Allah secara lebih erat dan mendalam melalui doa dari hati terdalam. Komunikasi yang dibangun oleh Yesus dengan Bapa di surga menjadi suatu perjumpaan penuh kasih dan menguatkan perutusan Yesus. Kiranya demikianlah seharusnya bahwa komunikasi yang baik pasti akan membawa pada suatu nilai-nilai kebaikan dan kebenaran sebagai pernyataan terdalam kasih sejati.
Di hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-48 ini dengan tema Komunikasi: Budaya Perjumpaan yang Sejati, kita pun diingatkan kembali akan makna terdalam dari komunikasi. Adanya alat-alat modern dalam komunikasi saat ini kiranya jangan sampai membuat kita justru terbelenggu olehnya. Justru adanya alat-alat komunikasi, kita bisa membuat perjumpaan menjadi lebih bermakna dan berdaya untuk dapat bertemu dengan sesama. Komunikasi sesungguhnya menyangkut kesadaran bahwa kita semua adalah makhluk manusiawi, anak-anak Allah sebagaimana ditunjukkan dalam kisah orang Samaria yang baik hati. Manakala komunikasi pertama-tama bertujuan untuk memajukan konsumsi atau memanipulasi orang-orang lain, kita berhadapan dengan suatu bentuk penyerangan yang kejam seperti yang diderita oleh orang dalam perumpaamaan itu, yang dipukuli oleh perampok dan ditinggalkan di jalan. Dunia digital dapat menjadi suatu lingkungan yang kaya dalam kemanusiaan; suatu jejaring bukanlah untaian kabel-kabel tetapi hubungan orang-orang. Marilah kita syukuri rahmat komunikasi dan majunya alat-alat komunikasi modern. Semoga kita sungguh dapat menggunakan sarana-sarana komunikasi dengan baik dan benar, bertanggung jawab serta kritis untuk membangun budaya perjumpaan sejati yg akrab-mendalam.***d2t