Seri “Memikat”: Bahasa-bahasa lain dan Bahasa roh
Saat ini orang mencampuradukan antara “bahasa-bahasa lain” pada hari pentakosta dengan “bahasa Roh” dalam I Kor:14. Akibatnya tidak sedikit orang yang merasa mempunyai karunia seperti para rasul. Padahal itu sebenarnya dua hal yang mempunyai makna dan latar belakang berbeda. Cth: Pada hari Pentakosta: ada karunia berbicara dalam bahasa lain, sedangkan Jemaat di Korintus: karunia untuk berkata-kata dalam bahasa Roh. Pada Pentakosta semua mulai berbicara dalam bahasa-bahasa lain; sedangkan di Korintus tidak semua orang percaya berkata-kata dalam bahasa Roh. Pada Pentakosta bahasa yang diucapkan dapat dimengerti oleh semua orang – mereka heran dan tercengang; sedangkan di Korintus, bhs yg diucapkan tdk dimengerti seorang pun.
Jadi di sini ada perbedaan besar. Maka orang lebih berkesimpulan seperti ini: karunia berbahasa Roh bukan bukti utama kehadiran Roh Kudus dalam diri seseorang; bukti paling utama adalah buah-buah Roh. Sebab dalam diri orang-orang yang mengaku memiliki karunia ini, kadang tak tampak buah-buah Roh itu sendiri.