Seri “Memikat”: Tentang Trinitas/Tritunggal Mahakudus**
Definisi Trinitas adalah satu Allah dalam tiga pribadi. Katekismus Gereja Katolik (KGK, 253) mengatakan “Tritunggal adalah satu. Kita tidak mengakui tiga Allah, tetapi satu Allah dalam tiga Pribadi: “Tritunggal yang sehakikat” (Konsili Konstantinopel II 553: DS 421). Pribadi-pribadi ilahi tidak membagi-bagi ke-Allah-an yang satu itu di antara mereka, tetapi masing-masing dari mereka adalah Allah sepenuhnya dan seluruhnya: “Bapa adalah yang sama seperti Putera, Putera yang sama seperti Bapa. Bapa dan Putera adalah yang sama seperti Roh Kudus, yaitu satu Allah menurut kodrat” (Sinode Toledo XI 675: DS 530). “Tiap-tiap dari ketiga Pribadi itu merupakan kenyataan itu, yakni substansi, hakikat, atau kodrat ilahi” (K. Lateran IV 1215: DS 804).”
Perkataan Satu Allah dalam tiga pribadi atau Tritunggal yang sehakikat dapat dijabarkan sebagai berikut. Hakekat (essence) dari Allah adalah satu, namun pribadi (person) di dalam Allah adalah tiga. Hakekat adalah mengacu kepada pertanyaan “what is it” sedangkan pribadi mengacu kepada pertanyaan “who is it“.
2) Pertanyaannya adalah, mengapa pribadi di dalam Trinitas ada tiga. Pertama kita melihat dahulu hakikat dari pribadi (person). Boethius: an individual substance of a rational nature (rationalis naturae individua substantia) mengatakan bahwa “A person therefore is a complete and distinct (subsisting) individual of an intellectual or spiritual nature, an individual endowed with rationality or intellect. An individual is one who is distinct from others but one in himself.” Jadi, sebuah pribadi adalah satu individu yang lengkap dan berbeda dengan yang lain. Individu yang lengkap adalah individu yang mempunyai harkat (dignity), yang mampu untuk melakukan sesuatunya secara bebas, yang mempunyai kemampuan untuk masuk dalam hubungan dengan yang lain, dan dapat memberikan dirinya secara bebas kepada orang lain. Nah, di dalam suatu relasi, harus ada 1) yang memberi, 2) yang menerima, dan 3) apa yang diterima dan diberi. Yang memberi dan menerima adalah Allah Bapa dan Allah Putera, di mana Allah Bapa dan Allah Putera saling memberi dan menerima kasih, yang adalah Roh Kudus. Dan aktivitas memberi dan menerima ini berlangsung secara abadi (eternal).
a) Kita tidak dapat mengatakan bahwa di dalam Trinitas hanya ada satu pribadi, karena seseorang tidak dapat memberi kalau tidak ada yang menerima dan seseorang tidak dapat menerima kalau tidak ada yang memberi.
b) Kita tidak dapat mengatakan bahwa di dalam Trinitas hanya ada dua pribadi, karena untuk memberi dan menerima harus ada sesuatu yang diberi dan diterima.
c) Kita tidak dapat mengatakan bahwa di dalam Trinitas lebih dari tiga pribadi, karena ketiga hal tersebut (memberi, menerima, dan apa yang diterima dan diberi) telah cukup untuk mencakup seluruh relasi. Atribut-atribut yang lain dapat dimasukkan ke dalam tiga pribadi, dan tidak dapat berdiri sendiri.
d) Jadi di dalam Trinitas hanya ada tiga: 1) yang memberi, 2) yang menerima, dan 3) apa yang diberi dan diterima.
(silakan juga melihat St. Thomas Aquinas, ST, I, q.30, a.2)
Dan bukti yang terkuat, tentu saja dari Wahyu Tuhan sendiri yang diwahyukan-Nya di dalam Alkitab, seperti: “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.“(1 Yoh 5:7). Dan masih begitu banyak kesaksian yang lain. Untuk selengkapnya, silakan membaca artikel tentang Trinitas dalam katolisitas.org.
Semoga kita semua makin dicerahkan dalam iman kita agar menjadi umat Katolik yang CTM: Cerdas, Tangguh dan Misioner.
**Dikutip dari katolisitas.org