“Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”(17 Agustus 2014)
Matius (22:15-21)
Sekali peristiwa orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama orang-orang Herodian bertanya kepada Yesus, “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan dengan jujur mengajarkan jalan Allah, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?” Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka. Maka Ia lalu berkata, “Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu!” Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus. Maka Yesus bertanya kepada mereka, “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka, “Gambar dan tulisan kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan
Renungan
Hari ini kita merayakan kemerdekaan bangsa kita. Dirgahayu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setelah 68 tahun merdeka dan kini memasuki tahun yang ke-69, bangsa kita memang sudah mengalami banyak sekali kemajuan dan perkembangan di berbagai bidang kehidupan. Tentu, hal ini harus kita syukuri sebagai anugerah Tuhan. Namun, usaha untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan keadilan sosial masih tetap menjadi tugas kita bersama dan sebagai warga Gereja dan warga negara yang baik, kita harus mengambil bagian secara aktif. Pertama-tama, kita diajak untuk hidup “sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.” (1Ptr 2:16). Hidup sebagai hamba Allah berarti memberikan kepada Allah apa yang wajib kita berikan kepada Allah dan kepada Kaisar apa yang wajib kita berikan kepada Kaisar (Mat 22:21). Menurut saya – tentu ini bukan segala-galanya -, resep paling sederhana untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan keadilan sosial adalah ini: setiap orang melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya dan mengambil hanya yang menjadi haknya. Permasalahan di seputar korupsi yang menghambat kesejahteraan umum dan keadilan sosial, kan terjadi karena adaya orang-orang yang mengambil untuk dirinya sendiri atau kelompoknya, apa yang bukan haknya. Mereka mengambil hak orang lain, hak negara atau hak rakyat sehingga mereka yang mengambil itu hidup berkelimpahan sedangkan mereka yang diambil haknya itu menjadi korban, hidup berkekurangan dan tidak sejahtera. Demikian pula persoalan seputar ketidakberesan dalam berbagai macam pelayanan publik sehingga menampakkan adanya ketidaksejehteraan dan ketidakadilan, itu karena adanya orang-orang yang tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik. Mereka yang seharusnya bekerja melayani masyarakat malah hanya enak-enak tidak bekerja dan banyak mbolos, tetapi tetap menikmati gaji, bahkan masih mencari tambahan dengan korupsi, suap, dll. Kalau hal ini terus terjadi, ya kesejahteraan umum dan keadilan sosial tidak akan terwujud. Oleh karena itu, saya punya keyakinan, kalau semua orang mau melaksanakan dengan baik apa yang menjadi kewajibannya dan mengambil hanya yang menjadi haknya, kita boleh yakin kalau benih kesejahteraan umum dan keadilan sosial akan semakin tumbuh subur dan berkembang di negara kita.
Doa
Tuhan, berkatilah bangsa kami dan bimbinglah seluruh warga masyarakat kami agar semua orang dengan tekun dan setia melaksanakan kewajibannya serta mengambil hanya yang menjadi haknya sehingga semakin terciptalah kesejahteraan umum dan keadilan sosial di negara kami. Amin. -agawpr-
Sumber : www.doakatolik.com