Berkeliling di Sekitar Sabda Tuhan
Rm. Mangunwijaya pernah menceritakan pengalaman kecil bersama sebuah keluarga Maluku Protestan, Ternate, makan pagi bubur Manado yg disiapkan ibu rumah tangga. “Ayah, ibu dan anak-anak dari TK sampai SMA sudah mengelilingi meja. Seorang remaja membacakan Alkitab. Kemudia sang ayah memberi komentar pendek atas bacaan rohani itu. Kemudian anak lain bersama ibu mengucapkan doa, yg disambut oleh kami semua. Barulah makan pagi dimulai dan kemudian mereka segera berangkat ke sekolah.”
Kebiasaan itu bukannya tdk dikenal Rm. Mangun, Ketika ia masih kanak-kanak, keluarganya juga melakukan hal yg sama. Akan tetapi, kata Rm. Mangun dg jujur, “Apa yg dilakukan keluarga Maluku Protestan itu jauh lebih indah.” (lih. Tinjauan Kritis atas Gereja Diaspora, 102-107).
Kisah dari Rm. Mangunwijaya di atas mengingatkan bhw identitas dan ciri penting keluarga Katolik adalah sebagai jemaat yang “berkumpul di sekitar Sabda Allah”. Ini diwariskan kepada kita sejak Gereja Perdana. Karena itu, keluarga-keluarga Katolik dipanggil untuk terus berkumpul bersama dan bersama-sama membaca Kitab Suci.
Sumber: Café Rohani, September 2014 hlm. 6.