Tanggapilah Undangan dari Allah!
Di masyarakat kita, dikenal istilah bulan perkawinan. Pada bulan-bulan itu, ada keluarga yang sampai menerima 3-5 undangan sekaligus. Memang seharusnya, hal itu di satu sisi memberi kegembiraan tersendiri karena diundang hadir dalam perkawinan. Namun demikian, di sisi lain, menjadi beban pula khususnya dengan sumbangan. Bagi keluarga yang mampu, hal itu tidak menjadi masalah, tetapi bagi yang tidak mampu pasti menjadi beban. Mau berangkat koq tidak membawa sumbangan. Tidak berangkat koq tidak enak jadinya dengan yang mengundang. Bahkan demi menjaga suatu relasi persaudaraan dan penghormatan, tak jarang orang terpaksa hutang untuk menyumbang! Hadeeeh.
Injil hari ini juga berbicara tentang perkawinan. Ternyata banyak yang diundang itu tidak hadir. Ketidakhadiran itu bukan karena sumbangannya tetapi ketidakpedulian, egois dan kesombongan diri. Mereka tidak menghargai orang lain yg sebenarnya menjadikan mereka sebagai pribadi-pribadi yg dihormati dan mengajak ikut serta dalam sukacitanya. Niat baik pengundang ternyata tidak ditanggapi dengan baik. Ketika tidak ada lagi sikap untuk menghargai, maka dicari-carilah alasan.
Dengan perumpamaan itu, Tuhan Yesus ingin mengajak kita semua menjadi orang-orang yg punya hati atau peduli, menghargai niat baik persaudaraan dan melibatkan diri dalam suka-duka sesama. Tak hanya itu, kita semua diundang untuk hadir dalam perjumpaan dengan Allah teristimewa melalui Ekaristi bersama saudari-saudara seiman. Marilah kita tanggapi undangan Allah dengan sepenuh hati agar kita pun mendapatkan sukacita sejati dan rahmat Allah yang berlimpah.***d2t