“Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi.”(17 Oktober 2014)
Lukas (12:1-7)
Sekali peristiwa, berkerumunlah beribu-ribu orang, sehingga mereka berdesak-desakan. Yesus lalu mulai mengajar pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya, “Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan kaum Farisi. Tiada sesuatu pun yang tertutup yang takkan dibuka, dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi yang takkan diketahui. Karena itu apa yang kalian katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan yang kalian bisikkan ke telinga di dalam kamar akan dimaklumkan dari atas atap rumah. Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kalian takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi kemudian tak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku akan menunjukkan kepadamu siapakah yang harus kalian takuti. Takutilah Dia yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sungguh, Aku berkata kepadamu, takutilah Dia! Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguh pun demikian tidak seekor pun dilupakan Allah. Bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kalian lebih berharga daripada banyak burung pipit.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Hari ini kita memperingati St. Ignasius, Uskup Antiokhia pada masa Gereja Perdana. Pada masa itu, jemaat mengalami penganiayan dari pihak Kaisar Trajanus. Mereka hanya memiliki dua pilihan: murtad atau mati. Mereka yang murtad atau meninggalkan imannya, terbebas dari penganiayaan; namun mereka yang tetap setia pada imannya akan dianiaya dan dibunuh. Ignatius sendiri dibunuh dengan cara dijadikan mangsa binatang buas. Tubuhnya diterkam dan dicabik-cabik oleh singa-singa yang ganas dan lapar pada tahun 107. St. Ignasius sungguh menghayati sabda Yesus hari ini untuk tidak takut pada kematian dan siapa pun yang dapat membunuhnya. Ia hanya takut kepada Kristus. Kata-katanya menjelang kemartirannya menunjukkan hal tersebut, “Akulah Ignasius, pemimpin orang-orang yang sekarang berdiri di hadapanmu. Kami semua pengikut Kristus yang telah disalibkan bagi keselamatan umat manusia. Kristus itulah Tuhan kami dan Ia tetap tinggal dalam hati kami dan menyertai kami.”
Doa
Tuhan, dengan teladan dan doa St. Ignatius, semoga kami selalu setia dan teguh pada iman kami, kendati kadang membawa risiko dalam hidup di tengah masyarakat atau dalam pekerjaan kami. Amin.
Sumber : www.doakatolik.com