| |

“Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”(19 Oktober 2014)

gambar-wajah-yesusMatius (22:15-21)
Sekali peristiwa orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama orang-orang Herodian bertanya kepada Yesus, “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan dengan jujur mengajarkan jalan Allah, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?” Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka. Maka Ia lalu berkata, “Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu!” Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus. Maka Yesus bertanya kepada mereka, “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka, “Gambar dan tulisan kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
Terjerat adalah suatu situasi yang memenjarakan dan bisa membawa kematian. Seperti buruan yang terjerat perangkap, buruan itu tidak bisa lepas sebelum jeratnya dilepaskan. Jika ia terus terjerat, maka yang terjerat itu akan lemas dan akhirnya mati. Demikianlah nasib buruan yang terjerat.
Hal itu sama dengan manusia yang terjerat suatu kasus atau situasi yang berat dalam hidupnya. Kasus dan situasinya bisa saja biasa-biasa tetapi jika ia tetap terjerat maka dalam perjalanan waktu ia akan lemas dan bisa mati. Karena itu, waspadalah terhadap jerat. Ia bisa kelihatan dan tidak kelihatan. Jika kita lambat tersadar atau tidak waspada, maka kita bisa masuk dalam perangkap yang kita sadari dan tidak. Misalnya, terjerat macet, terjerat hutang, terjerat banjir, terjerat cinta, terjerat janji, terjerat kasus korupsi, dan sebagainya.
Banyaknya jerat dalam kehidupan dan bisa saja datang dari orang-orang yang dekat dan kita kenal, maka sikap bijak atas segala sesuatu dan terhadap setiap orang adalah suatu keharusan. Kita mesti bijak dengan omongan sendiri supaya tidak seperti kata pepatah ‘senjata makan tuan’. Kita mesti bijak dengan barang dan orang sekitar supaya tidak menjadi orang munafik. Kita mesti bijak dengan diri sendiri agar tetap menjadi pribadi yang lurus hati. Untuk menjadi bijak, kita harus bersikap jujur. Memang, kejujuran itu bisa menyakiti, tetapi masalah apa pun akan cepat terselesaikan jika kita mau berlaku jujur.  
Lihatlah dialog yang dilakukan dalam Injil hari ini. Mari kita buktikan dalam hidup bahwa kejujuran itu adalah suatu mutiara berharga. Orang banyak mencari Yesus karena Ia adalah orang yang jujur dan bijaksana. Mereka ingin mendapat jawaban dari Yesus atas kegelisahan yang mereka hadapi. Kegelisahan pajak bukanlah satu-satunya persoalan yang paling berat dalam hidup. Persoalan yang paling menggelisahkan dan membuat kehidupan yang sulit semakin sulit adalah sikap munafik manusia dalam mencari Tuhan dan penghidupan. Mari kita cek.
Yang dialami oleh orang Farisi dan Herodian, sama seperti yang kita alami dalam kehidupan kita. Kita sudah tahu apa yang menjadi hak dan kewajiban seorang murid. Tetapi, kita sering lupa dan pura-pura tidak tahu. Kita tahu bahwa seorang Katolik wajib membersihkan diri dengan mengaku dosa, namun kita tidak melakukan. Dan masih banyak lagi. Dalam situasi ini, pantaskah kita bertanya kepada Tuhan: Apakah tidak melakukan semua itu dosa atau salah?
Waspada. Jerat selalu ada di sekitar kita. Jerat ada dalam pikiran dan dekat di bibir. Jerat bisa kita ciptakan sendiri. Yesus berkata, “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” Jangan menjerat diri dengan pikiran liar. Ini adalah jalan kehancuran.
Yesus mau, kita selalu berlaku jujur agar luput dari segala cobaan. Ingat, kejujuran dan kebahagiaan selalu menanti orang yang dengan jujur mencari Tuhan dan menjalani hidupnya.

Doa
Allah yang kekal dan kuasa, ciptakanlah dalam diri kami hati yang tulus dan setia agar kami mampu melayani Engkau, ya Allah yang Mahaagung, dengan penuh bakti dan kasih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Sumber : www.renunganpagi.blogspot.com

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *