“Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir.”(15 Januari 2015)
Doa
Allah Bapa di surga, semoga hati kami terbuka terhadap Roh-Mu, agar dapat menangkap semua sabda yang mewartakan nama-Mu; agar kami langsung mengenal Dia, Sabda-Mu sendiri, yang patut dipercaya dan penuh cinta kasih, yaitu Yesus Kristus, Putra-Mu. Dialah yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Sekali peristiwa, seorang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus, ia mohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, kata-Nya, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Banyak orang zaman sekarang suka sensasi. Suka, karena sensasi adalah jenis berita akbar, dan stasiun TV pasti mencari dan mau membayar. Tidak demikian dengan Yesus. Gerakan hati dan kebaikan-Nya dalam mengadakan mukjizat (penyembuhan) tidak untuk dijual. Sensasi hanya memperlambat orang menemukan esensi terdalam dari karya keselamatan Allah. Apakah kita menyadari hal ini selama ini?