“Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat”(20 Januari 2015)
Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepada Yesus, “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” Jawab Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengiringnya kekurangan dan kelaparan? Tidakkah ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Agung lalu makan roti sajian – yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam – dan memberikannya juga kepada pengikut-pengikutnya?” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Jadi Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Hari Sabat adalah hari ke-7 atau kalau sekarang ya hari Sabtu. Menurut Kej 1:1 – 2:4, penciptaan dunia dan seluruh isinya selesai pada hari ke-6 sehingga pada hari ke-7, Tuhan Allah berhenti dari segala pekerjaan-Nya (Kej 2:2). Inilah yang menjadi alasan mengapa hukum dan adat-istiadat Yahudi melarang orang untuk bekerja pada hari Sabat. Namun, benarkan pada hari Sabat orang tidak boleh bekerja karena pada hari itu Tuhan Allah juga tidak bekerja? Memang Tuhan Allah berhenti dari segala pekerjaan penciptaan-Nya, namun pada hari itu Ia justru melakukan perbuatan yang besar dan penting. Ia memberkati dan menguduskan hari ke-7 itu (Kej 2:3). Dengan memberkati hari Sabat, sebenarnya Tuhan memberkati juga seluruh hari dan seluruh ciptaan yang telah dibuat-Nya. Oleh karena itu, Yesus menegaskan bahwa hari Sabat diadakan untuk manusia, bukan sebaliknya. Sebab, pada hari itulah, manusia kembali menerima berkat dan pengudusan dari Allah, kendati sebelumnya juga sudah diberkati-Nya (Kej 1:28). Dari sini jelas bahwa hukum Sabat dan juga semua hukum/aturan yang lain harus dibuat untuk mendatangkan berkat bagi setiap orang.Doa
Tuhan, berilah kami kebijaksaan agar mampu membuat keputusan dan aturan yang sungguh mendatangkan berkat bagi setiap orang. Amin.
Sumber : www.doakatolik.com