“Barangsiapa melaksanakan kehendak Allah, dialah saudara-Ku.”(27 Januari 2015)
Sekali peristiwa datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus ke tempat Ia sedang mengajar. Mereka berdiri di luar, lalu menyuruh orang memanggil Yesus. Waktu itu ada orang banyak duduk mengelilingi Dia; mereka berkata kepada Yesus, “Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Siapa ibu-Ku? Siapa saudara-saudara-Ku?” Yesus memandang orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu, lalu berkata, “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku!”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Yesus sama sekali tidak menolak ikatan persaudaraan berdasarkan hubungan darah. Terhadap Maria, Ia juga tetap menghormatinya sebagai ibu yang telah mengandung, melahirkan dan mengasuh-Nya. Ketika Ia bergantung di salib dan Maria ada di dekat-Nya, Ia pun menyebut Maria, ibu-Nya. Namun, tampak di sini, Yesus hendak memperluas ikatan persaudaraan dengan-Nya, yang tidak hanya dibatasi pada hubungan darah saja tetapi berdasarkan iman. Ungkatan bahwa “blood is ticker than water” sudah tidak berlaku lagi. Sebab, dengan air pembaptisan, kita semua diangkat menjadi anak-anak Allah dan dengan demikian, kita semua dengan Yesus adalah saudara se-Bapa. Dan kita akan sungguh-sungguh menghayati persaudaraan tersebut, kalau kita benar-benar melakukan kehendak Bapa, utamanya adalah mengasihi Tuhan dan sesama.
Doa
Tuhan, bantulah kami agar kami mampu menghayati dengan baik hidup persaudaraan kami, baik dengan-Mu maupun dengan sesama kami. Amin.
Sumber : www.doakatolik.com