| |

“Benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu”(30 Januari 2015)

kemuridan-panggilan-murid-murid-pertama-249x300Markus (4:26-34)

“Kerajaan Surga seumpama orang yang menabur benih. Benih itu tumbuh, namun orang itu tidak tahu.”
 Pada suatu ketika Yesus berkata, “Beginilah halnya Kerajaan Allah: Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah. Malam hari ia tidur, siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas, dan tunas itu makin tinggi! Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu! Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkai, lalu bulir, kemudian butir-butir yang penuh isi pada bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba”. Yesus berkata lagi, “Dengan apa hendak kita bandingkan Kerajaan Allah itu? Atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain, dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam rimbunannya”. Dalam banyak perumpamaan semacam itu Yesus memberitakan sabda kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka. Tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Para petani tidak selalu menyadari bahwa benih-benih yang ditabur atau ditanam di ladangnya mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Demikian pula, para orang tua juga sering tidak menyadari pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya. Cukup sering saya mendengar ungkapan atau membaca status di FB dari para orangtua pada saat anaknya sudah cukup dewasa, khususnya di hari ulangtahunnya. Kurang lebih, mereka mengungkapkan bahwa rasanya belum lama mereka menimang, menyuapi, menggendong, mengajari omong dan berjalan … tahu-tahu sekarang sudah besar dan dewasa. Lalu, biasanya diakhiri dengan ucapan syukur dan terimakasih serta harapan. Nah, di balik ungkapan itu, saya melihat ada keyakinan iman akan karya Tuhan dalam diri anak, dalam diri kita masing-masing. Setiap saat, Tuhan terus-menerus mencipta dan berkarya dalam diri kita, memberikan pertumbuhan dan jamiman hidup. Itulah tanda nyata bahwa Allah meraja dalam diri kita, bahwa Tuhan sungguh dekat dengan kita, bahwa tangan Tuhan terus-menerus membentuk kita, bahwa kasih-Nya senantiasa melindungi dan menjamin kita.

Doa
Ya Tuhan, biarkanlah kami selalu tumbuh dan berkembang dalam rencana dan karya tangan-Mu. Amin.

Sumber : www.doakatolik.com

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *