“Waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa”(20 Februari 2015)
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Segala sesuatu ada waktunya. Maka, orang Jawa mempunyai nasihat bijak: “empan papan, angon wayah”. Artinya, kita harus bisa bersikap dan membawakan diri dengan bijaksana sesuai dengan tempat dan waktu. Saat ini adalah masa prapaskah: waktu untuk berpantang dan puasa. Yach, meskipun kewajiban berpuasa hanya pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung, dan pantang hanya setiap hari Jumat selama masa prapaskah, namun hendaknya susana puasa dan pantang mewarnai setiap hari-hari kita. Bukankah puasa dan pantang itu bukan sekedar urusan makanan dan minuman saja tetapi lebih-lebih berpuasa dan berpantang dari setiap pikiran, perasaan, perkataan, sikap dan tindakan yang tidak baik? Misalnya: puasa dan pantang misuh, terlambat, ngrasani atau nge-gosip, memecah-belah atau mengadu-domba, dll. Marilah kita gunakan waktu dan kesempatan penuh rahmat ini dengan sebaik-baiknya.
Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu menggunakan masa prapaskah ini dengan sebaik-baiknya, sehinga melalui pantang dan puasa yang kami jalani, kami semakin mampu memurnikan dan menyucikan diri kami. Amin.