Puasa dalam Paham dan Praktik Iman Katolik
*Yang dimaksud dengan masa puasa adalah 40 hari sebelum Paskah tanpa menghitung hari-hari Minggu. Mengapa masa puasa berlangsung 40 hari? Ada beberapa alasan mengapa 40 hari dipilih sebagai masa puasa:
- Mengingatkan umat pada lamanya waktu yang dialami oleh bangsa Israel selama 40 th menjelajahi gurun pasir dengan bimbingan Musa sebelum masuk Tanah Terjanji.
- Angka itu juga mengingatkan umat saat Musa naik ke Gunung Sinai selama 40 hari untuk bertemu secara khusus dengan Yahwe dan akhirnya umat Israel menerima Dasa Firman Allah.
- Mengingatkan umat akan puasa Tuhan Yesus di padang gurun yang dilaksanakan selama 40 hari (Mrk 1:1).
Sekarang, Gereja Katolik mempertahankan hari Rabu Abu dan Jumat Agung sbg hari puasa dan pantang. Akan tetapi, setiap hari Jumat sepanjang tahun ditetapkan sebagai hari pantang (KHK 1251). Namun demikian, masa puasa yang sekarang disebut Masa Prapaskah tetap merupakan masa tobat dan persiapan diri menyambut hari raya Paskah.
* Bagi kita umat Katolik, praktik puasa mendapatkan otoritas dari teladan dan ajaran Yesus sendiri sehingga sudah merupakan tradisi yang lama. Dalam hal ini, gereja-gereja Reformasi menolak manfaat berpuasa dan membiarkannya dilalaikan sampai muncul kemudian gerakan-gerakan pembaharuan, kesalehan dan kharismatik Protestan yang menekankan puasa dan pantang lagi.
* Sebelum Konsili Vatikan II, Gereja menetapkan begitu banyak aturan puasa yang kini sudah sangat disederhanakan. Aturan puasa sekarang adalah: satu kali makan kenyang selama 24 jam. Minum air tidak termasuk puasa. Menurut aturan umum, orang lanjut usia dan anak-anak, orang sakit, ibu hamil dikecualikan dari puasa. Meski demikian setiap keuskupan dapat mengeluarkan peraturan puasa dan pantang sendiri.