Orang yang Bernilai
ADA pepatah mengatakan; “gajah diblangkoni. Bisa kotbah tetapi gak bisa lakoni”.
Pepatah ini merupakan sindiran bagi orang yang suka nasehati, termasuk saya sebagai imam. Ketika seseorang berani menasehati dan menegur, konsekwensi logisnya kita mempunyai tanggungjawab moral untuk melaksanakan juga.
Hari-hari ini saya di Paroki Sidareja mengkampanyekan hidup bersih dan rapih. Saya tidak hanya berkoar-koar tetapi juga ikut melaksanakan budaya rapih dan bersih, misalnya sapu dan pel pastoran gereja, membuang sampah, merapikan pakaian dan peralatan liturgi setelah dipakai. Sehingga budaya rapih dan bersih menjadi gerak bersama.
Sabda Tuhan beberapa hari lalu menyebutkan Yesus mengritik para farisi dan taurat yang hanya mengajar tetapi tidak melaksanakan. Bagaimana orang mau ditinggikan kalau cara hidup dan dan omongan berbeda. Apa yang kita omongan menjadi tanggungjawab moral kita untuk melaksanakan.
Kita dituntut konsekwen hidup agar kita menjadi orang bernilai. Yesus adalah pribadi yang bernilai karena Yesus bertanggungjawab atas ajaran yang Ia wartakan. Mari kita menjadi pribadi yang bernilai untuk bisa bertanggungjawab secara moral atas omongan dan penilaian kita.
Feel free untuk menjadi orang yang bernilai.
Sumber : www.sesawi.net