| |

“Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa, muliakanlah nama-Mu!”(22 Maret 2015)

Yohanes (8:1-11)
“Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini.”
Sekali peristiwa Yesus pergi ke bukit Zaitun. Dan pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Yesus duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada Yesus seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah, lalu berkata kepada Yesus, “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari dengan batu perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapatmu tentang hal ini?” Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Yesus, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis di tanah dengan jari-Nya. Dan ketika mereka terus menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Lalu Yesus membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu, yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya, “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya, “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan
Dalam keadaan bahaya, orang biasanya memohon bantuan agar diselamatkan. Doa-doanya pun juga berisi permohonan agar selamat. Mungkin, disertai juga dengan beberapa janji/nazar. Lain halnya dengan Yesus. Berhadapan dengan penderitaan, Ia tidak mohon agar diselamatkan tetapi justru mohon agar nama Allah Bapa dimuliakan. Apapun yang terjadi, Dia siap menghadapinya, asal Bapa-Nya dimuliakan dan manusia diselamatkan. “Gloria Dei, homo vivens”, kata St. Ireneus (Kemuliaan Allah adalah manusia yang hidup). Allah dimuliakan kalau kehidupan manusia dilestarikan. Itulah makanya, manusia yang semestinya binasa karena dosa, ditebus oleh Kristus agar dapat menerima anugerah kehidupan abadi. Kita pun tidak hanya mendapatkan teladan dari Yesus tentang orientasi hidup yang tertinggi, yakni demi kemuliaan Allah dan kesejahteran sesama – kendati jalan yang harus ditempuh adalah jalan derita dan pengorbanan – tetapi mendapatkan jaminan hidup. “Apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.” Yesus ditinggikan di atas kayu salib dan dengan demikian nama Allah dimuliakan. Kita pun ditarik untuk datang dan beriman kepada-Nya sehingga menerima buah-buah penebusan-Nya.

Doa
Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu memuliakan nama-Mu melalui hidup kami sehari-hari. Amin.

Sumber : www.sesawi.net

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *