“Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu bahwa Akulah Dia.”(24 Maret 2015)
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Saya terkesan dengan kalimat ini, “Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya” (Yoh 8:29). Terbayang betapa intimnya Bapa dan Putera. Begitu intimnya Putera dengan Bapa maka Bapa pun selalu menyertai Putera, dan Putera senantiasa berbuat apa yang berkenan kepadaNya.
Intimitas relasi menentukan perilaku. Mereka yang berelasi secara intim bisa saling mengenali apa yang dimau oleh pasangan relasinya. Bahkan seringkali tanpa kata sekalipun mereka sudah akan mengenal kemauan pasangannya. Karena itu kerjasama di antara mereka terbangun dengan sangat baik. Mereka saling mengerti dan mengenal perilaku masing-masing.
Kita perlu menumbuhkan keintiman relasi dalam komunitas dan keluarga kita. Hidup harian bisa menjadi guru pembelajaran kita. Kita tidak bisa hanya mengandaikan dan menduga-duga pembangunan ini, perlu diusahakan dibangun secara tekun.
Kontemplasi
Bayangkan relasi erat Bapa dan Putera. Hadirkan relasi dalam keluarga dan komunitasmu.
Refleksi
Apa yang telah kaulakukan untuk mempererat relasi dalam keluarga atau komunitasmu?
Doa
Bapa melalui PuteraMu Engkau menunjukkan bangunan relasi macam apa yang mesti kubangun. Semoga aku pun menjadi pemeran dalam mempererat relasi di komunitas dan keluargaku. Amin.
Perutusan
Aku punya waktu untuk keluarga dan komunitasku.