Sukacita karena Kebangkitan Kristus
Senin, 6 April 2015
Oktaf Paskah
Kis 2:14,122-32; Mzm 16:1-2a,5.7-11; Mat 28:8-15
… (Perempuan-perempuan itu) diliputi rasa takut dan sukacita yang besar. Mereka berlari cepat-cepat untuk memberitakan kepada para murid bahwa Yesus telah bangkit…
KITA rayakan Paskah dengan sukacita. Maka, mari kita persiapkan hati dan hidup kita untuk berjumpa dengan Yesus Kristus yang bangkit. Mari belajar dari pengalaman para murid Yesus.
Injil hari ini mewartakan pengalaman itu. Para perempuan itu diliputi dua perasaan sekaligus pada saat yang sama: takut dan sukacita. Apa artinya? Tampaknya, mereka tidak siap mengalami kebangkitan Yesus sama seperti mereka tidak siap mengalami kematian-Nya.
Karenanya, makam kosong membuat mereka takut sekaligus bersukacita. Ya, sesungguhnya Yesus sudah mengatakan kepada mereka bahwa Ia akan wafat dan bangkit. Namun mereka belum juga paham.
Kita bertanya, apakah dasar iman kita akan kebangkitan Kristus? Kitab Suci menyatakan kepada kita bahwa “iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat ” (Ibr 11:1). Iman akan kebangkitan Kristus merupakan anugerah semata dari Allah bagi kita. Iman itu pasti karena iman berdasarkan pada sabda Allah yang tidak mungkin menipu kita.
St. Paulus berkata bahwa Ia menjadikan mata hati kita terang agar kita mengerti pengaharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya (bdk. Ef 1:18). Juga, St. Petrus berkata bahwa rahmat-Nya telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati kepada suatu hidup yang penuh pengharapan (1 Ptr 1:3).
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi, kita mohon kepada Allah anugerah iman yang menyatakan Allah sendiri kepada kita yang percaya pada sabda-Nya. Ia memenuhi kita dengan kehidupan baru dalam Roh Kudus-Nya. Di sana kita belajar untuk mengenal kehadiran Kristus yang bangkit dalam dan melalui Sakramen Mahakudus. Kita belajar hidup dalam sukacita dan pengharapan akan kebangkitan Kristus.
Tuhan Yesus Kristus, semoga kami selalu hidup dalam sukacita dan pengharapan pada kebangkitan-Mu dan tidak pernah kehilangan makna kebenaran itu bagi hidup kami kini dan selamanya. Amin.
Sumber : www.sesawi.net