“Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.”(03 Juni 2015)
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Hampir semua bidaah (pengajar dan penganut ajaran sesat) dalam Gereja berawal dari ketidak-mengertian mereka akan Kitab Suci. Artinya, mereka keliru dalam menafsirkan atau menginterpretasikan Kitab Suci. Yesus sendiri mengatakan bahwa orang-orang Saduki yang datang dan bertanya kepadanya adalah orang-orang yang tersesat karena tidak mengerti Kitab Suci, atau lebih tepatnya mereka salah mengerti ajaran Musa. Hal ini bisa jadi membuat sebagian dari kita takut untuk membaca dan berbicara tentang Kitab Suci karena takut salah memahami dan menafsirkan sehingga sesat. Namun, kalau kita tidak mau membaca dan mempelajari Kitab Suci, kita juga tidak mengerti apa-apa sehingga mudah disesatkan juga. St. Hierominus bahkan mengatakan: “Tidak mengenal Kitab Suci berati tidak mengenal Kristus”.
Sebelumnya, St. Paulus juga menegaskan bahwa Kitab Suci, yakni “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik (2Tim 3,16-17). Lalu bagaimana? Dengan memperhatikan kata-kata Yesus, “Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah”, maka kita harus membaca dan mengerti/memahami Kitah Suci dalam kuasa Allah, bukan melulu dengan kemampuan atau keinginan kita sendiri. Untuk itu, dalam membaca, merenungkan, memahami dan menafsirkan Kitab Suci kita harus mengandalkan rahmat Tuhan. Origenes, seorang Bapa Gereja yang mendapat julukan “bapa dari homili” menegaskan: karena Kitab Suci ditulis dengan ilham Roh Kudus, maka juga harus dibaca, direnungkan, dipahami, ditafsirkan dan diajarkan dalam terang Roh Kudus pula.
Allah Bapa, Tuhan panenan, Engkau memberkati darah para saksi iman menjadi benih yang menumbuhkan umat baru. Semoga ladang Gereja-Mu di Afrika, yang sudah disiram dengan darah Santo Karolus Lwanga dan teman-temannya membuahkan panenan berlimpah. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.