“Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat.” (05 Juni 2015)
Pada suatu hari Yesus mengajar di Bait Allah, kata-Nya, “Bagaimana ahli-ahli Taurat dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah anak Daud? Daud sendiri berkata dengan ilham Roh Kudus, “Tuhan telah bersabda kepada Tuanku: Duduklah di sisi kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu. Jadi Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia sekaligus anaknya?” Orang yang besar jumlahnya mendengarkan Yesus dengan penuh minat.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Yesus mengajar orang banyak dan mereka mendengarkan-Nya dengan penuh minat (Mrk 12:37). Dalam pengajaran itu, Yesus mengatakan siapa diri-Nya yang sebenarnya.
Hari ini Yesus juga menyatakan diri-Nya kepada kita. Dia adalah Tuhan yang hadir di dalam hidup kita, sehingga sama seperti orang banyak yang mendengarkan Yesus dengan penuh minat, demikian jugalah mestinya kita.
Setiap sabda Allah dibacakan atau diperdengarkan kepada kita, saat itu Yesus sendiri yang bersabda kepada kita. Para Bapa Konsili Vatikan II menegaskan hal ini, “Kristus hadir dalam sabda-Nya sebab ia sendiri bersabda apabila Kitab Suci dibacakan dalam Gereja” (Konstitusi tentang Liturgi Suci, 7). Yesus adalah Tuhan dan Guru (lih. Yoh 13:13-14). Dia melebihi semua raja dan melebihi semua orang penting yang ada di dunia ini. Bahkan, dari pada-Nya orang beroleh hidup dan memperolehnya dalam segala kelimpahan (lih. Yoh 10:10a).
Hari ini kita diundang untuk menyadari bahwa sebenarnya kita sering tidak mendengarkan firman Tuhan dengan penuh minat. Lebih parah lagi, kita tidak berminat untuk membaca sendiri firman Tuhan atau mendengarkan firman-Nya. Betapa kerap terjadi, saat Yesus bersabda kepada kita lewat sabda yang dibacakan atau lewat homili, kita tidak mendengarkannya dengan baik, penuh minat dan perhatian. Malahan, kita sering sibuk dengan pikiran dan rencana kita sendiri. Ada pula yang sibuk dengan ber-BBM atau SMS atau games. Oleh karena itu, kita perlu senantiasa belajar menjadi pendengar yang baik agar sabda Tuhan yang kita dengarkan sungguh meresap dalam hati kita dan menjadi pegangan hidup kita sehari-hari. (Bdk. Yak 1:19-27).
St. Bonifasius, seorang uskup dan martir yang dirayakan peringatannya hari ini adalah salah satu contohnya. Begitu besar minatnya untuk mendengarkan suara Tuhan dan ajaran-Nya sampai ia rela mati agar suara Kristus bergema di kawasan Jerman. Ia dibunuh namun tetap berbangga karena darahnya menyuburkan semangat iman orang Kristiani di Jerman. Dia dikenal sebagai perintis pewartaan Injil di Jerman.
Dengan keberaniannya, St. Bonifasius telah memperkenalkan Kristus Sang Gembala Agung dengan turut menjadi gembala ang berkorban bagi domba-dombanya.
Allah Bapa, keteguhan para martir, hari ini kami memperingati Santo Bonifasius, uskup dan martir-Mu, yang telah memeteraikan dengan darah iman yang diajarkannya dengan lidah. Semoga berkat doa restunya kami selalu memegang teguh iman itu, serta menghayatinya dengan setia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.