“Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala; sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati” (10 Juli 2015)
Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, “Lihat, Aku mengutus kalian seperti domba ke tengah-tengah serigala! Sebab itu hendaklah kalian cerdik seperti ular, dan tulus seperti merpati. Tetapi waspadalah terhadap semua orang. Sebab ada yang akan menyerahkan kalian kepada majelis agama, dan mereka akan menyesah kalian di rumah ibadatnya. Karena Aku kalian akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kalain, janganlah kalian kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kalian katakan, karena semuanya itu akan dikurniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kalian yang akan berbicara, melainkan Roh Bapamu. Dialah yang akan berbicara dalam dirimu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh; demikian pula seorang ayah terhadap anaknya. Anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kalian akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat. Apabila mereka menganiaya kalian di suatu kota, larilah ke kota yang lain. Aku berkata kepadamu, sungguh, sebelum kalian selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Tuhan yang kita imani adalah Tuhan yang selalu terlibat dalam seluruh dinamika hidup kita. Atas cara yang selalu mengesankan Ia memperlihatkan kekuasaan-Nya dalam hidup kita. Rancangan yang sangat indah dan mengesankan itu kita jumpai dalam kisah Yusuf dan sanak saudaranya. Kita bisa menilai kisah ini sebagai sebuah kisah yang cukup tragis, tega-teganya saudara menjual saudaranya sendiri; tega-teganya mengibuli ayah mereka Yakub kalau Yusuf mati diterkam binatang buas. Namun, di balik tragisnya peristiwa itu, Yahweh telah merancangkan sesuatu yang menentukan masa depan suku mereka. Rancangan Yahweh atas keluarga Yakub sungguh menakjubkan, prosesnya kadang menyakitkan, tetapi berakhir dengan gembira.
Karya Tuhan dalam hidup kita pun diramu dalam pengalaman yang kadang-kadang menyakitkan secara manusiawi. Kadang kita belum menyadari bahwa di dalam pengalaman seperti itu, Tuhan tengah memperoses hidup iman kita. Pengalaman para orang orang kudus dan para martir yang menghiasi kehidupan Gereja sepanjang zaman adalah contoh, bagaimana Tuhan memproses hidup itu; dimulai dengan pergumulan yang menyakitkan, tetapi selalu berakhir dengan sebuah kemuliaan. Mari kita memaknai beragam dinamika pergumulan hidup kita di dunia ini dengan kesadaran iman ini. Di dalam semua dinamika itu, Tuhan tengah memproses hidup iman kita.
Allah Bapa sumber belas dan cinta kasih, resapilah kami kiranya dengan Roh Kudus, agar dapat mewartakan belas dan cinta kasih-Mu serta memasang lambang kesetiaan-Mu: Damai sejahtera bagi semua orang yang berkenan di hati-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.