| |

Renungan Kamis, 13 Agustus 2015: Tak Berbatas

Mana yang penting, keadilan atau belas kasih? Nabi Amos mengatakan, Yahwe akan mengampuni tiga kali pelanggaran. Namun, untuk pelanggaran yang keempat, Yahwe tak akan menarik hukuman (Amos 1:3-13; 2:1-6). Dalam konsep Perjanjian Lama, pengampunan itu ada batas.
Ketika hal itu ditanyakan Petrus, Yesus menjawab tegas, “Aku berkata kepadamu, bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali!” (Mat 18:22). Pengampunan tak memiliki batas. Melalui sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus, kerahiman pengampunan Ilahi telah menebus seluruh dosa manusia.
Untuk memahami hal ini tidak sulit, yang sulit mempraktikkannya. Sekadar contoh, menjelang peringatan 1.000 tahun Polandia menjadi Katolik pada 1966, para Uskup Polandia mengirim surat permohonan maaf kepada para Uskup Jerman. Surat itu membuat kontroversi, karena selama Perang Dunia II, Polandia sangat menderita akibat pendudukan tentara Nazi Jerman. Pemerintah komunis Polandia menuduh para uskup berkhianat terhadap negara dan bangsa. “Jerman yang seharusnya minta maaf!” kata mereka. Jawab para Uskup Polandia, “Kami mohon ampun agar mendapat pengampunan”. Itulah sikap dasar seorang Kristen di hadapan Allah, selalu memohon pengampunan dan kerahiman Ilahi. Sikap yang harus diperlihatkan saat berhadapan dengan orang lain. Tak ada standar ganda!
Sumber: www.hidupkatolik.com

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *