| |

“Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka?” (04 September 2015)

Lukas (5:33-39)
“Apabila mempelai diambil, barulah sahabat-sahabat mempelai akan berpuasa.”
Sekali peristiwa orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat berkata kepada Yesus, “Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang. Demikian pula murid-murid orang Farisi. Tetapi murid-murid-Mu makan dan minum.” Yesus menjawab, “Dapatkah sahabat mempelai disuruh berpuasa, selagi mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan datang waktunya mempelai diambil dari mereka; pada waktu itulah mereka akan berpuasa.” Yesus mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka, “Tiada seorang pun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk ditambalkan pada baju yang tua. Sebab jika demikian, yang baru itu pun akan koyak. Apalagi kain penambal yang dikoyakkan dari baju baru tidak akan cocok pada baju yang tua. Demikian juga tiada seorang pun mengisikan anggur baru ke dalam kantong kulit yang tua. Sebab jika demikian, anggur baru itu akan mengoyakkan kantong tua itu, lalu anggur akan terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Dan tiada seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata, ‘Anggur yang tua lebih baik’.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
Ketika menulis surat kepada Jemaat di Kolose, Paulus berhadapan dengan suatu aliran yang biasa disebut gnostik, yang secara harafiah berarti kaum berilmu. Jalan pemikiran aliran ini amat rumit, misalnya keselamatan bagi mereka adalah pengetahuan intelektual. Karenanya, keselamatan hanya diperuntukkan bagi yang berilmu. Sementara menurut iman Kristiani, keselamatan adalah penebusan dan pengampunan dosa bagi semua orang. Bahwa keselamatan adalah “bagi setiap orang” inilah yang dengan sangat tegas dinyatakan oleh Paulus dalam Kol 1:28: “Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati, dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.” Pandangan kaum berilmu seperti itu dengan sendirinya menyangkut pokok iman Kristiani, yaitu tempat dan peran Kristus dalam keselamatan. Berikut ini beberapa contoh gagasan pokok, dengan mengesampingkan rumitnya pemikiran.

Pertama, Rasul Paulus menegaskan bahwa Yesus adalah “gambar Allah yang tidak kelihatan” (ay. 15). Selanjutnya ia mengatakan, “Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia” (ay. 19). Gagasan yang sama oleh Yohanes disampaikan dengan cara yang lain. Ketika menjawab orang-orang Yahudi yang menanyakan apakah Diri-Nya Mesias, Yesus menjawab, “Aku dan Bapa adalah satu” (10:30). Ketika Filipus minta agar Dia menunjukkan Bapa kepada para murid, Yesus berkata antara lain “….Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa …. bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku …” (14:9-10). Kedua, Yesus diberi gelar sulung. Sulung adalah gelar kehormatan yang berarti yang paling dicintai (Bdk. Kel 4:22). Lebih daripada itu sulung juga merupakan gelar Mesias (Bdk. Mzm 89:28). Ketiga, Yesus juga disebut kepala tubuh (ay. 18), yaitu jemaat [Gereja]. Maksudnya melalui jemaatlah Yesus berkarya dan tanpa Yesus jemaat tidak berarti apa-apa. Selanjutnya, mengenai peranan Kristus bagi seluruh jagat raya dinyatakan, “…. oleh Dialah (=Kristus), Ia (=Allah) memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di surga ….” (ay. 19-20). Dengan demikian alam semesta dikembalikan ke hakikatnya yang semula, sebagaimana ditegaskan dalam kisah penciptaan, bahwa “semua itu baik” (Kej 1:4.10.12.18.21.25.31). Akhirnya tujuan semua itu adalah “…untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan bercacat di hadapan-Nya (ay. 22). Jelaslah Paulus membela kebenaran ajaran Kristiani melawan aliran yang menentangnya. Pembelaan ini bukan sekadar demi kebenaran konsep-konsep, melainkan agar para beriman yakin bahwa mereka dipanggil untuk hidup kudus, tak bercela, dan tak bercacat di hadapan Tuhan.

Doa
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau tidak tampak dan tiada seorang pun yang pernah melihat Engkau. Berkenanlah menerima iman kami akan Yesus, yang menyampaikan sabda-Mu kepada kami dan bangunlah kami menjadi umat-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dalam persekutuan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.
Sumber : www.renunganpagi.blogspot.co.id

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *