Runtuhkan Tembok Eksklusif, Bangunlah Jembatan Inklusif
Murid Kristus yg sejati senantiasa hidup dg membuka diri atas berbagai karya Tuhan. Karena itu, janganlah mjd pencemburu atau pemarah bila ada orang lain meskipun bukan pengikut Kristus melakukan karya baik dalam nama Yesus Kristus bagi banyak orang. Justru hal itu mjd tantangan bagi kita utk lebih banyak berbuat baik demi Kerajaan Allah. Selain itu, marilah kita juga menjaga diri agar tidak menjadi batu sandungan bagi yg lain sehingga kita sungguh memiliki hidup sejati. Sabda Yesus hari ini menegaskan kepada kita utk mjd semakin sempurna dlm beriman dg membangun semangat inklusif dan membuang mental eksklusif. Semoga di dunia kita mjd berkat bagi sesama, di surga kita pun diterima dalam sukacita.
Ensiklik Laudato Si
Kamis, 18 Juni 2015 lalu Paus Fransiskus mengeluarkan ensikliknya mengenai lingkungan hidup. Paus Fransiskus memulai ensikliknya dengan “Kidung Sang Surya”, hymne Santo Fransiskus dari Assisi, biarawan abad ke-13 yang mendedikasikan hidupnya untuk kaum miskin dan yang ditetapkan Gereja Katolik sbg santo pelindung lingkungan. Surat berisi ajaran otoritatif Gereja itu dimaksudkan untuk memulai kembali pembicaraan global tentang perlindungan “rumah bersama kita” dari ancaman perubahan iklim.
Ensiklik bertajuk ‘Laudato Si’ (Praise Be to You) itu merupakan seruan profetik Paus kpd pemerintah berbagai negara, agama-agama, pelaku bisnis, dan setiap orang untuk bersama-sama berupaya mengatasi tantangan perubahan iklim. Dalam dokumen tersebut Paus menawarkan visi perubahan mengenai relasi manusia dengan alam sekaligus relasi antarmanusia. Sebagaimana dilakukan paus-paus terdahulu, dalam ‘Laudato Si’ Paus Fransiskus mengutip sumber-sumber otoritatif yg lazim digunakan dalam penulisan ensiklik, seperti kitab suci, ensiklik-ensiklik sebelumnya & tulisan orang kudus besar dan berpengaruh. Namun, berbeda dari para pendahulunya, Paus juga mengutip sumber-sumber yang tidak otoritatif atau yang tidak lazim. Antara lain, ia mengutip pernyataan sejumlah konferensi nasional para uskup serta sumber-sumber dari luar Grj Katolik, seperti tulisan seorang mistikus Muslim.