Melayani Tuhan dan Sesama dengan Murah Hati dan Rendah Hati
Selasa, 10 November 2015
Pekan Biasa XXXII
PW S. Leo Agung, Paus dan Pujangga Gereja
Keb 2:23-3:9; Mzm 34:2-3.16-19; Luk 17:7-10
Yesus bersabda, “Demikian jugalah kalian. Apabila kalian telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kalian berkata,
‘Kami adalah hamba-hamba tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan’.”
SALAH satu tema yang dapat kita renungkan dari Injil hari ini adalah bahwa kita dipanggil untuk melayani Allah dan sesama dengan murah hati. Menurut Yesus, kita mesti memandang diri kita sebagai abdi Allah dan sesama sebagaimana Yesus sendiri datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani (bdk. Mat 20:28).
Menjadi abdi Allah dan sesama merupakan tindakan yang ikhlas. Itu adalah tugas suci. Kita tulus ikhlas melayani baik dalam karya pelayanan maupun dalam doa.
Dalam Yesus Kristus Allah lebih dulu melayani dan mengasihi kita. Allah pun mendorong kita untuk mengasihi-Nya dan sesama dengan cara yang terbaik. Allah menghargai abdi yang setia yang mengasihi dan melayani sesama dengan murah hati. Allah selalu siap bekerja dalam dan melalui kita bagi kemuliaan-Nya.
Sesungguhnya, dalam Adorasi Ekaristi Abadi, kita dapat mengasihi dan melayani sesama tanpa syarat dengan doa-doa kita. Di sana kita saling mengasihi dan Allah tinggal dalam kita hongga kasih-Nya sempurna dalam kita.
Tuhan Yesus Kristus, kasih-Mu mendorong kami untuk memberikan yang terbaik. Saat kami melakukan yang terbaik, kami hanyalah melakukan tugas kami sebagai abdi-Mu yang tak berguna. Kami sadar bahwa kami tak pernah bisa menyamai kebaikan dan kasih-Mu. Maka, penuhilah hati kami dengan kasih, syukur dan kemurahan-Mu kini dan selamanya. Amin.
Sumber : www.sesawi.net