“Keluarga: Kegembiraan & Kebanggaanku!”
Seorang anak pergi dari rumah karena bertengkar dg ibunya. Saat berjalan tanpa tujuan, ia baru sadar kalau tidak membawa uang. Ia lapar & ingin sekali memesan semangkuk bakmi. Pemilik warung melihat anak itu berdiri lama di depan warung, lalu bertanya “Kamu ingin memesan bakmi?” “Ya, tapi aku tidak punya uang,” katanya. “Tidak apa-apa, tenang saja!”
Anak itu pun segera memakan bakminya. Air matanya berlinang. “Ada apa, Nak?” tanya sang pemilik warung. “Aku terharu karena orang yang baru kukenal memberi semangkuk bakmi sedangkan ibuku mengusirku dari rumah. Bapak begitu peduli padaku.” “Mengapa berpikir begitu? Renungkan, aku hanya memberimu semangkuk bakmi & kau begitu terharu; sementara ibumu telah memasak nasi, menyusuimu, dll. sampai kamu dewasa, harusnya kamu lebih berterima kasih.”
Anak itu kaget mendengarnya. “Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal aku begitu berterima kasih, tapi terhadap ibuku yang memasak untukku bahkan juga banyak hal lain selama bertahun-tahun, aku tak pernah berterimakasih!” Anak itu menghabiskan bakminya lalu bergegas pulang. Ibunya dengan wajah cemas berkata, “Nak, telah kusiapkan makan malam untukmu.” Mendengar itu, si anak menangis di depan ibunya.
Ingatlah: Seringkali, satu kesalahan membuat kita mudah melupakan kebaikan yang kita nikmati/terima setiap hari. Sekali waktu kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain untuk suatu pertolongan kecil. Namun kepada orang-orang yang sangat dekat dengan kita khususnya orang tua, suami/istri, anak-anak, kita justru sering lupa berterima kasih. Sadarkah kita? ***d2t