Sabda Hidup: Selasa, 19 Januari 2016
Hari ke 2 Pekan Doa sedunia
warna liturgi Hijau
Bacaan
1Sam. 16:1-13; Mzm. 89:20,21-22,27-28; Mrk. 2:23-28. BcO Kej. 12:1-9; 13:2-18
Bacaan Injil: Mrk. 2:23-28.
23 Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. 24 Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya: “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” 25 Jawab-Nya kepada mereka: “Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan, 26 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya 27 Lalu kata Yesus kepada mereka: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, 28 jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.”
Renungan:
APA yang terjadi pada dirimu kala lapar? Ada orang yang kala lapar jadi uring-uringan. Ada yang diam sambil memegang perut. Ada yang merasa mesti segera makan. Ada pula yang menahan diri, menyibukkan diri atau membayangkan sesuatu sampai merasa tidak lapar. Dan mungkin masih banyak lagi kemungkinannya.
Ketika lapar para murid Yesus memetik bulir gandum dan memakannya. “Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum” (Mrk 2:23).
Banyak kemungkinan yang kita lakukan kala diri kita merasa lapar. Namun dari semua itu saya merasa bahwa kita semua, tanpa terkecuali membutuhkan makan. Memang kita bisa menahan rasa lapar tersebut. Namun itu ada batas waktunya. Perut kita tetap harus terisi. Makan yang secukupnya sudah akan membuat kita bertahan. Berlebihan membuat kita malah tidak bisa apa-apa. Maka marilah kita syukuri karena kala lapar ada yang kita makan.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu sedang merasa sangat lapar dan belum tersedia makanan untuk mengganjal perutmu. Anda harus menunggu sampai tersedia hidangan yang siap disantap.
Refleksi:
Bagaimana anda menghargai makanan?
Doa:
Bapa, pujian dan syukur karena Engkau selalu memberi makanan yang cukup untukku. Anugerahkanlah makanan pada mereka yang membutuhkan. Amin.
Perutusan:
Aku akan makan secukupnya dan menghargai makanan yang tersedia. -nasp-
Sumber : www.sesawi.net