Mengutamakan (Kehendak) Allah
Minggu, 14 Februari 2016
Minggu Prapaskah I
Valentine Day: Hari Kasih Sayang
UL 26:4-10; Mzm 91:1-2.10-11.12-13.14-15; Rom 10:8-13; Luk 4:1-13
… Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dan dicobai Iblis. Selama di situ Yesus tidak makan apa-apa, dan sesudah waktu itu Ia lapar….
SYUKUR kepada Allah atas hari ulang tahun yang masih boleh saya alami pada hari ini (14/02). Bahagia rasanya masih boleh berulang tahun ke-48 hari ini. Terima kasih atas doa-doa yang dipersembahkan kepada Tuhan untuk saya. Saya pun berdoa semoga Tuhan memberkati Anda (yang mendoakan saya).
Pada Minggu Prapaskah I, melalui Injil yang diwartakan kepada kita, kita diajak berjumpa dengan Yesus Kristus dan belajar dari pada-Nya yang dibimbing Roh Kudus dan masuk ke padang gurun untuk dicobai iblis (Lukas 4:1-13). Sesudah empat puluh hari berpuasa dan berdoa di padang gurun, Yesus dicobai iblis yang mengajukan kepada-Nya tiga cobaan. Dengan ketiga cobaan itu iblis hendak mengajak Yesus memilih hal-hal lain yang bukan kehendak Allah.
Pertama, iblis mengajukan kepada-Nya kesenangan manusiawi. Iblis meminta-Nya menjadi tukang sulap dengan mengubah batu menjadi roti. Sesudah Yesus berpuasa selama empat puluh hari, tentunya Ia merasa lapar. Kesempatan itu dipakai iblis untuk mencobai Dia. Iblis mengalihkan perhatian Yesus dari kehendak Bapa dengan menawarkan kesenangan.
Kedua, iblis menawarkan kepada Yesus kesombongan. Ia membawa-Nya ke puncak gunung dan menunjukkan kepada-Nya seluruh dunia. Iblis menawarkan kepada-Nya segala harta dunia asal Yesus mau menyembahnya. Kesombongan oleh harta dunia menjadi tawaran iblis kepada-Nya.
Ketiga, Yesus menawarkan kesia-siaan dunia dengan mengajak-Nya bermain akrobat. Yesus diminta menjatuhkan diri dari menara Bait Allah dengan janji bahwa para malaikat akan menatang-Nya dan tak akan membiarkan kaki-Nya terantuk pada batu. Bayangkan betapa mengesankan kelihatannya akrobat itu.
Syukur kepada Allah, bahwa Yesus Kristus menjawab semua cobaan iblis itu dengan jawaban pamungkas, “Ada firman: jangan mencobai Tuhan Allahmu!” Dengan mengatakan itu, Yesus hendak menyatakan kepada kita bahwa Ia tahu tak satu hal pun dapat sungguh membahagiakan manusia, kecuali Allah. Maka Ia lebih memilih kehendak Bapa di atas segalanya. Dengan begitu, Yesus mengutamakan Allah di atas segala sesuatu.
Kini, bagaimana kita dapat mengikuti Yesus Kristus yang mengutamakan Allah di atas segala sesuatu dalam kehidupan kita saat ini? Mari kita masuk ke dalam padang gurung kehidupan kita bersama Yesus Kristus. Biarkanlah Roh Kudus membimbing kita. Dalam keheningan pada gurun kehidupan kita, kita datang dan berhadapan dengan yang baik dan yang jahat yang berada dalam diri kita. Kita harus memutuskan siapa dan apa yang akan menjadi yang pertama: Allah atau diri kita sendiri, yang baik atau yang jahat.
Masa Prapaskah laksana padang gurun bagi kita. Kita memiliki masa ini untuk lebih mendengarkan Allah dan lebih dekat lagi dengan Allah, dan relasi kita dengan Allah pun kian bertumbuh sehingga kita pun mampu lebih mengutamakan Allah di atas segala sesuatu yang lain yang bersifat duniawi. Yesus Kristus memenangkan pertempuran dengan iblis karena Ia mengutamakan Allah di atas segala sesuatu. Kita dipanggil untuk melakukan hal yang sama.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi sementara kita bersembah sujud di hadirat Yesus Kristus kita juga belajar untuk mengutamakan Allah di atas segala-galanya. Di sana kita dapat mempersembahkan satu jam atau minimal lima belas menit sehari untuk berdoa hening di hadapan Sakramen Mahakudus.
Tuhan Yesus Kristus, dari Injil hari ini kami mengetahui bahwa kesenangan, kesombongan, dan keberhasilan tak akan pernah memuaskan hati kami. Hanya Allah saja yang bisa memuaskan kami. Ajarilah kami untuk mengutamakan Allah di atas segala-galanya. Selama masa Prapaskah ini kami ingin merayakan Ekaristi setiap hari. Bantulah kami untuk memilih Allah di atas segalanya, kini dan selamanya. Amin.
Sumber : www.sesawi.net