Sabda Hidup: Senin, 22 Februari 2016
Pesta Takhta St. Petrus
warna liturgi Putih
Bacaan
1Ptr. 5:1-4; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Mat. 16:13-19. BcO Kis. 11:1-18
Bacaan Injil: Mat. 16:13-19.
13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” 14 Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” 15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” 16 Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” 17 Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. 18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. 19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”
Renungan:
DI Seminari ada kebiasaan yang disebut “correctio fraterna” atau bisa dikatakan sebagai sumbang saran persaudaraan. Satu orang seminaris mendapat masukan dari rekan-rekan satu kelas atau satu medan. Mereka akan memberikan masukan tentang kelebihan dan kekurangan temannya. Hasil rangkuman diberikan kepada seminaris yang bersangkutan. Setelah mendapat hasil itu tidak sedikit yang tampak “deleg-deleg”, terdiam dan merenung. Masukan-masukan ini pada waktunya membawa perubahan menuju pada yang lebih baik.
Yesus pun meminta correctio fraterna kepada murid-muridNya. “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” (Mat 16:13). “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” (Mat: 16:15). Para murid pun menjawab siapa Dia menurut orang-orang dan menurut mereka.
Ada sisi-sisi gelap dalam diri kita, sisi yang tidak kita ketahui tapi dilihat oleh orang lain. Maka masukan dari orang lain akan membuka tabir gelap itu. Mungkin pembukaan tabir ini terasa menyakitkan di awal. Kita tidak terima dengan kritikan yang ada. Namun kalau kita sungguh mau berkembang kita perlu menerima masukan dari orang lain dan mengolahnya dalam hidup harian kita.
Kontemplasi:
Cobalah anda ingat masukan orang mengenai kepribadianmu: siapakah dirimu. Resapkan masukan itu dan olahlah.
Refleksi:
Mungkinkah ada membangun correctio fraterna dalam keluarga dan komunitasmu?
Doa:
Bapa, bantulah aku mengenali diriku. Semoga aku sadar dengan kelebihan dan kekuranganku. Dan aku mampu mengubahnya menjadi sesuatu yang baik. Amin.
Perutusan:
Aku akan mendengarkan masukan dari saudaraku tentang siapakah aku. -nasp-
Sumber : www.sessawi.net