Keutamaan Kerahiman dan Pengampunan
Selasa, 1 Maret 2016
Pekan Prapaskah III
Tambahan Kitab Daniel 3:25.34-43; Mzm 25:4b-5b.6.7c.8-9; Mat 18:21-35
Yesus berkata kepada Petrus, “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”
DALAM Injil hari ini, Yesus Kristus menghendaki kita untuk mengampuni bukan hanya tujuh kali, melainkan tujuh puluh kali tujuh kali. Sungguh, sabda ini menunjuk pada keutamaan kerahiman dan pengampunan.
Itu berarti bahwa kita tidak boleh lelah untuk mengampuni sesama. Mengampuni tujuh puluh kali tujuh kali yang Yesus sabdakan merupakan diukur pada peristiwa salib, simbol kasih dan pengampunan-Nya yang tanpa batas. Pada kayu salib, Yesus sendiri telah memberi kita contoh sempurna saat Yesus mengampuni mereka yang menyalibkan-Nya. Ia berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk 23:34).
Kita mungkin hanya bisa menggelengkan kepala dalam kekaguman bahwa api cinta dapat membakar sedemikian berkobar dalam hidup-Nya. Namun ka harus mengampuni tujuh puluh kali tujuh kali sebagaimana sudah Dia lakukan, juga bagi kita semua.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi, sementara kita menyembah Yesus Kristus, kita mohon kepada-Nya agar kita mampu mengampuni tujuh puluh kali tujuh kali kepada mereka yang menyakiti kita. Kita mohon kepada-Nya untuk menganugerahkan kepada kita keutamaan ini.
Tuhan Yesus Kristus, anugerahilah kami rahmat-Mu hingga kami dapat meneladan kasih-Mu yang tanpa batas dengan mengampuni sesama tujuh puluh kali tujuh kali. Kami berharap pada-Mu. Anugerahilah kami hati yang lebih mengampuni kini dan selamanya. Amin.
Sumber : www.sesawi.net