Sabda Hidup: Rabu, 2 Maret 2016
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
warna liturgi Ungu
Bacaan
Ul. 4:1,5-9; Mzm. 147:12-13,15-16,19-20; Mat. 5:17-19. BcO Kel. 33:7-11,18-23; 34:5-9,29-35
Bacaan Injil: Mat. 5:17-19.
17 “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. 18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. 19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
Renungan:
BERBICARA masalah hukum jaman sekarang ini memang membingungkan. Makin hari kok seakan-akan hukum itu tidak pasti. Mereka yang bersalah bisa bebas. Mereka yang benar malah dihukum. Semua tergantung kepada para pembela, hakim dan juga opini publik. Hukum yang pasti seakan-akan sudah menjadi barang mainan mereka yang berkepentingan.
Kadang orang pun menyembunyikan hukum yang memberatkan dirinya dan mengungkap lebar-lebar yang memberatkan lawannya. Hukum menjadi permainan. Mereka yang tidak paham hukum pun menjadi bulan-bulanan mereka yang paham. Dan maaf kadang penentuan keputusan pun tidak dilandasi oleh hukum yang pasti, tapi oleh kekuatan-kekuatan lain.
Yesus setia pada hukum Taurat. Ia tidak ada pretensi untuk mengubah satu titik pun dari hukum Taurat. Kepada mereka yang mengubah Yesus mengatakan, “Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga” (Mat 5:19).
Kontemplasi:
Bayangkan satu dua kasus yang membuatmu terperangah oleh keputusan yang diambil.
Refleksi:
Bagaimana menaati hukum yang ada?
Doa:
Tuhan, dampingilah para pemangku hukum. Semoga mereka bekerja selaras dengan kekuatan hukum yang ada bukan karena kekuatan kuasa ataupun harta. Amin.
Perutusan:
Aku akan menaati hukum yang berlaku di sekitarku. -nasp-
Sumber : www.sesawi.net