Sabda Hidup: Selasa, 29 Maret 2016
HARI SELASA
DALAM OKTAF PASKAH
warna liturgi Putih
Bacaan
Kis. 2:36-41; Mzm. 33:4-5,18-19,20,22; Yoh. 20:11-18. BcO Kis. 2:1-21
Bacaan Injil: Yoh. 20:11-18.
11 Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, 12 dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. 13 Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab Maria kepada mereka: “Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” 14 Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. 15 Kata Yesus kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: “Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.” 16 Kata Yesus kepadanya: “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: “Rabuni!”, artinya Guru. 17 Kata Yesus kepadanya: “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” 18 Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Renungan:
SEBUAH keluarga akan sedih kala melihat makam keluarganya ambles. Mereka akan segera mencari cara dan mengambil langkah agar makam itu tertata kembali. Setelah tanahnya tertata dengan baik, hati mereka merasa lega. Kesedihan yang sebelumnya menggelayut diubah dengan senyuman syukur.
Maria begitu sedih kala mendapati makam Yesus kosong. Ia hanya bisa duduk dan menangis. Namun tangisan Maria itu sirna karena Yesus mendatanginya. Perjumpaan dengan Yesus mengubah kepedihannya dan menjadikannya pewarta kebangkitan Kristus.
Ada banyak hal yang bisa membuat kita jatuh sedih. Kadang kita pun sulit bangkit dari kesedihan tersebut. Kesedihan itu tidak akan segera pergi kalau kita tidak mau mencari cara dan mengambil langkah untuk meninggalkannya. Tuhan selalu memberi arti pada pengalaman-pengalaman kita. Maka mari kita bangkit bersama Dia. Kita jangan terkungkung oleh kesedihan.
Kontemplasi:
Bayangkan Maria yang sedih tidak menemukan jenasah Yesus. Bayangkan pula keceriaannya kala berjumpa dengan Yesus. Bandingkan dengan pengalamanmu yang serupa.
Refleksi:
Bagaimana bangkit dari kesedihan?
Doa:
Tuhan aku percaya Engkau selalu ada di sekitarku. Semoga aku tidak larut dalam kesedihan karena merasa kehilangan diriMu. Amin.
Perutusan:
Aku akan bangkit dari suasana sedihku. -nasp-
Sumber : www.sesawi.net