Kita Bersukacita Karena Kasih-Nya
Minggu, 17 April 2016
Minggu Paskah IV
Minggu Panggilan
Kis 13:14.43-52; Mzm 100:2.3.5; Why 7:9.14b-17; Yoh 10:27-30
Yesus bersabda, “Aku memberikan hidup yang kekal kepada domba-domba-Ku.” … (Mendengar itu, bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah, dan mereka memuliakan firman Tuhan. .. Dan murid-murid di Antiokhia penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus.)
HARI ini adalah Hari Minggu Panggilan bagi kita. Kita berdoa dengan penuh syukur khususnya untuk panggilan kita. Pertama-tama adalah panggilan sebagai [pengikut Yesus Kristus dalam Gereja Katolik. Kedua kita bersyukur kepada Allah atas panggilan khusus menjadi imam dan anggota religius.
Panggilan ini membuat kita semua bersukacita sebagaimana diwartakan dalam bacaan pertama hari ini. Bacaan pertama hari ini menyatakan kepada kita bahwa orang-orang Antiokhia bergembira dan penuh dengan sukacita.
Dalam Ekshortasi Apostolik “Evangelii Gaudium” (EG), Paus Fransiskus meneguhkan kita dengan menulis, “Sukacita Injil memenuhi hati dan hidup semua orang yang berjumpa dengan Yesus. Mereka yang menerima tawaran keselamatan dibebaskan dari dosa, duka, dan rasa hampa serta rasa nestapa. Bersama Kristus, sukacita selalu baru” (EG 1)
Sesungguhnya, sukacita merupakan jatidiri penanda Kristianitas. Itulah anugerah Paskah dan kita hayati pada masa Paskah yang masih kita rayakan pada hari ini. Selama masa Paskah ini, Gereja mengingatkan kita untuk merayakan sukacita dalam Yesus Kristus. Kita sungguh ditenggelamkan dalam sukacita kebangkitan Yesus Kristus.
Lagi Paus Fransiskus menulis, “Saya menyadari bahwa tentu, sukacita itu tidak selalu diungkapkan dalam cara yang sama sepanjang kehidupan kita, khususnya pada saat kita mengalami kesulitan yang besar. Sukacita itu menyesuaikan dan berubah, namun akan selalu bertahan, bahkan secara secercah cahaya, lahir dari pribadi kita yang pasti, saat segalanya dikatakan dan dilakukan, kita dikasihi tanpa batas.”
Tentu, kita semua memiliki saat-saat penuh penderitaan dan kadang-kadang saat itu bertahan begitu lama, lebih dari 50 Namun, sukacita selalu mungkin dirasakan dalam setiap situasi, karena ia datang dari pengalaman pasti bahwa kita semua dikasihi tanpa batas oleh Yesus Kristus.
Injil hari ini menyatakan kepada kita tentang Yesus Kristus yang bersabda, “Aku mengenal domba-domba-Ku dan mereka mengikuti Aku. Aku memberikan kepada mereka kehidupan kekal dan mereka tidak akan binasa.” Inilah sukacita kita sebagai Yesus sabdakan, “Tak seorang pun dapat merampas mereka dari pada-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari semua, dan tak seorang pun dapat mengambil mereka dari tangan Bapa.”
Jadi, sukacita kita adalah pasti karena kita dikasihi Allah melalui Yesus Kristus dalam Roh Kudus. Allah sendiri mengasihi kita. Kasih-Nya tidak berubah. Kasih-Nya tidak pernah membiarkan kita merana selamanya.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi kita menyembah Yesus Kristus yang tidak menjanjikan kepada kita hidup yang mudah namun Ia selalu memberi kita sukacita. Ia tidak berkata, “Kamu tidak akan pernah tidak mengalami kesulitan, namun kamu tidak pernah berjalan sendirian.”
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Putra Tunggal Allah. Engkau bersatu dengan Bapa, dan dalam Dikau kami bahagia dan selamat. Dalam Dikau kami dikasihi. Terima kasih atas panggilan sebagai orang Katolik dan bahkan sebagai imam-Mu. Semoga kami selalu mengandalkan Dikau kini dan selamanya. Amin.
Sumber: www.sesawi.net