Perjalanan dari Egoisme dalam Adorasi Ekaristi
Selasa, 17 Mei 2016
Pekan Biasa VII
Yak 4:1-10; Mzm 55:7-8.9-10a.10b-11a.23; Mrk 9:30-37
Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya melintasi Galilea. Yesus tidak mau hal itu diketahui orang, sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia. Tetapi tiga hari setelah dibunuh, Ia akan bangkit.”
INJIL hari ini menyataka kepada kita tentang Yesus yang berada dalam perjalanan bersama para murid-Nya secara diam-diam. Ia hendah mengarahkan perhatian dan hendak mengajar para murid tentang rahasia kehidupan-Nya yang terdalam dan terpenting.
Ia harus mati! Ia harus mempersiapkan tindakan final perutusan-Nya yakni menyempurnakan kasih-Nya dan pengorbanan-Nya pada salib. Yesus membicarakan pengorbanan hidup.
Namun betapa sulit bagi para murid-Nya untuk mendengarkan hal itu! Mereka masih membayangkan skenario kemenangan, kesembuhan, kekahalahan setan, dan kebungkaman para pelawan. Betapa jauh mimpi-mimpi mereka dari pesan Yesus!
Kita menyadari betapa kita pun memiliki keinginan dan kebutuhan yang sama. Dapatkah kita memurnikan diri kita dari mimpi kita dan dalam doa memahami kehendak-Nya serta rencana keselamtan-Nya bagi kita?
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi sementara kita menyembah Yesus Kristus kita ingin memahami kehendak-Nya sebaik mungkin. Memahami kehendak-Nya menuntut pengorbanan dengan tak memikirkan diri sendiri. Ia menuntut kita untuk berubah.
Tuhan Yesus Kristus kami percaya pada-Mu, yang menunggu kami dalam doa untuk membimbing kami, menunggu kami dalam Adorasi Ekaristi untuk menguatkan kehendak kami. Bebaskan kami dari egoisme diri kini dan selamanya. Amin.
Sumber : www.sesawi.net