Keheningan Bersama Allah dan Pelayanan Yang Berbua
Selasa, 2 Agustus 2016
Pekan Biasa XVIII
Yer 30:1-2.12-15.18-22; Mzm 102:16-21.29.22-23; Mat 14:22-36
Dan setelah orang banyak itu disuruh pergi Yesus mendaki bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia seorang diri di situ.
PESAN bacaan Injil hari ini terang dan jelas. Kita harus berada dalam keheningan dan doa hingga kita dapat berbuat kasih pada derita sesama.
Yesus Kristus telah memberi kita model itu. Ia menyuruh pergi orang banyak dan kemudian naik gunung untuk berdoa. Sesudah berdoa Ia menyembuhkan orang sakit dan mereka yang datang pada-Nya mohon agar boleh menjamah jumbai jubah-Nya dan mereka pun sembuh.
Maka kita belajar hari ini dari Yesus Kristus yang dengan rela meninggalkan kenyamanan karya dan sendirian bersama Allah. Di sana Ia sendirian tanpa yang lain kecuali Bapa.
Bagi beberapa orang keheningan dapat dengan segera membuat dirinya kesepian dan mengalami kekosongan batin. Maka mereka cenderung mencari kesibukan dan orang lain untul membius diri mereka dari rasa sakit karena sendirian. Dalam situasi ini kita membutuhkan doa hening dan adorasi.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi, kita belajar meneladan Yesus Kristus sendiri bersama Allah. Sementara kita bersembah sujud di hadirat-Nya kita berdoa agar derita dalam keheningan diubah menjadi damai dan sukacita hingga berbuah dalam pelayanan kita. Maukah kita tinggal bersama dan belajar menikmati kehadiran-Nya dalam doa hening dan adorasi?
Tuhan Yesus Kristus semoga adorasi dan doa kami membawa kami meninggalkan zona nyaman setiap hari. Berilah kami iman dan keberanian untuk bertolak ke dalam dan mulai berdoa dengan segenap hati yang berbuah dalam pelayanan kini dan selamanya. Amin.
Sumber : www.sesawi.net