Menjadi Saksi Kebenaran
Senin, 29 Agustus 2016
Pekan Biasa XXII
PW Wafatnya S. Yohanes Pembaptis
Yer 1:17-19; Mzm 71:1-4a.5-6b.15.17; Mrk 6:17-29
Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes, dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan terhadap Yohanes, karena ia tahu bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya.
HARI ini adalah peringatan wajib wafat St. Yohanes Pembaptis, Dalam hidupnya, ia tidak takut menganggung konsekuensi dari tindakannya. Mengapa? Itu karena ia tahu bahwa jiwa ia sungguh percaya dan setia, Allah akan selalu berada di sisinya dan tidak pernah membiarkan dirinya hancur, bahkan jika harus menderita karena kebenaran.
Dari hidupnya kita belajar bahwa kita pun perlu memberi kesaksian dengan berani kepada sesama tentang kebenaran. Saat kita bersaksi tentang kebenaran, Allah akan bersama kita dan kita tidak akan punya alasan untuk takut.
Sesungguhnya, Allah tidak pernah meninggalkan pendosa. Ia bahkan memberi kita, para pendosa, rahmat untuk berbalik kepada-Nya. Maka, kita tidak boleh kehilangan pengharapan bagi orang yang tampaknya tersesat dalam dosa. Kita harus selalu terus mewartakan kebenaran dengan kasih dan berdoa bagi pertobatan sejati.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi kita bersembah sujud di hadirat Yesus Kristus yang dapat mengubah hati bahkan para pendosa yang terburuk sekalipun. Ia telah banyak mengampuni kita. Ia selalu mampu mengampuni kita. Apakah kita membuka hati kita pada kerahiman dan kasih-Nya?
Tuhan Yesus Kristus, semoga kami tidak pernah takut menanggung konsekuensi untuk mewartakan kebenaran. Berilah kami rahmat kesadaran yang baik untuk selalu mewartakan kebenaran dengan kasih kini dan selamanya. Amin.
Sumber : www.sesawi.net