Sabda Hidup: Jumat, 2 September 2016
Hari Biasa
warna liturgi Hijau
Bacaan
1Kor. 4:1-5; Mzm. 37:3-4,5-6,27-28,39-40; Luk. 5:33-39. BcO 2Tim. 2:22 – 3:17
Bacaan Injil: Luk. 5:33-39.
33 Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus: “Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum.” 34 Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? 35 Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa.” 36 Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: “Tidak seorangpun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu. 37 Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itupun hancur. 38 Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. 39 Dan tidak seorangpun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik.”
Renungan:
BANYAK kejadian orang setelah pensiun lalu tampak lesu dan tak berdaya. Seakan-akan ia merasa tak berguna lagi. Tidak ada lagi orang yang bisa diperintah seperti kala ia menjadi pimpinan di kantornya. Tidak sedikit dari mereka lalu sakit-sakitan dan cepat meninggal.
Yesus bersabda, “tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itupun hancur” (Luk 5:37). Anggur yang baru mesti dimasukkan kepada kantong anggur yang baru.
Masa pensiun adalah masa baru bagi orang yang mengalaminya. Maka ia pun mesti mewadahinya dengan cara baru. Tidak bisa ia menyamakan dengan masa dia aktif bekerja. Cara baru tersebut adalah sadar bahwa dirinya sudah pensiun dan menempatkan orang-orang di sekitarnya sebagaimana adanya, bukan anak buah atau karyawannya. Maka ia pun mesti menerima dan belajar pada cara hidup yang baru.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu memasuki masa pensiun.
Refleksi:
Apa yang perlu kaupersiapkan untuk menghadapi jenjang-jenjang baru dalam hidupmu?
Doa:
Seiring dengan perubahan waktu hidupku pun menuntut cara-cara baru. Semoga aku mampu menjalaninya dengan baik. Amin.
Perutusan:
Aku akan menyiapkan hidupku untuk siap menjalani jenjang-jenjang hidup yang harus kulalui. -nasp-
Sumber : www.sesawi.net