Mungkinkah Maria yang adalah manusia disebut Bunda Allah?
Apa jawab kita, kalau ada orang bertanya begini, “Maria kan manusia, bagaimana mungkin bisa disebut Bunda Allah…. yang bener aja kamu….” Sepertinya pertanyaan ini masuk akal, tapi jangan lupa, bahwa kita umat Katolik menyebut Maria Bunda Allah, karena ada alasannya. Alasannya itu juga sangat masuk akal, yaitu:
1) Bunda Maria melahirkan Yesus, yang sungguh adalah Allah, maka Maria disebut Bunda Allah
2) Yang dilahirkan oleh Bunda Maria adalah Seseorang, yaitu Kristus, dan bukan kodrat Kristus
3) Bunda Maria disebut Bunda Allah, untuk mendukung ajaran tentang kodrat Yesus yang sungguh Allah, walaupun Ia juga sungguh manusia.
Bunda Maria melahirkan Yesus, yang sungguh adalah Allah, maka Maria disebut Bunda Allah. Bahwa Maria adalah ibu Yesus adalah suatu fakta yang tidak mungkin disangkal, karena Kitab Suci menyatakannya, baik secara jelas maupun terselubung. Dalam Kitab Kejadian di Perjanjian Lama dinubuatkan adanya permusuhan antara ular -yaitu iblis- dengan ‘perempuan itu’, di mana keturunan perempuan itu akan meremukkan kepala si ular tersebut (lih. Kej 3:15). Para Bapa Gereja menafsirkan bahwa ‘perempuan itu’/ ‘the woman‘ adalah Maria, sebab keturunan yang meremukkan iblis itu adalah Kristus.. Nubuat ini lalu dilanjutkan oleh nabi Yesaya tentang kelahiran Sang Immanuel dari anak dara/ perawan – atau ‘virgin‘ dalam bahasa Inggris, atau almah dalam bahasa Ibrani (lih. Yes 7:14). Nubuat Perjanjian Lama ini kemudian mendapatkan penggenapannya dalam Perjanjian Baru, ketika Malaikat Gabriel mengatakan kepada Maria bahwa Anak yang akan dilahirkannya akan disebut kudus, Anak Allah (lih. Luk 1:35). Perkataan Malaikat ini diperkuat oleh kesaksian Elisabet, yang menyebut Maria sebagai “ibu Tuhanku” (Luk 1:43). Rasul Paulus juga mengajarkan bahwa Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan (lih. Gal 4:4). Maka, atas dasar ayat-ayat ini seharusnya kitapun tak meragukan bahwa Maria memang layak disebut Bunda Allah.
Yang dilahirkan oleh Bunda Maria adalah Seseorang, yaitu Kristus, dan bukan kodrat Kristus. Bukankah tidak sulit bagi kita untuk menerima bahwa yang dilahirkan oleh seorang ibu adalah seorang anak, atau beberapa orang anak? Jika kita dapat menerima hal ini, maka kita akan menerima juga bahwa yang dilahirkan oleh seorang ibu, adalah pribadi orang, bukanlah kodrat dari orang tersebut. Seorang ibu tidak melahirkan ‘kemanusiaan’ namun seorang manusia atau seorang pribadi. Seseorang itu bisa saja kemudian menjadi bupati, direktur perusahaan, dan prodiakon pada saat yang bersamaan. Namun, ibu yang melahirkan orang tersebut bukanlah ibu dari jabatan bupati, atau ibu dari jabatan direktur, atau ibu dari prodiakon. Ibu itu adalah ibu dari keseluruhan orang tersebut, yang dapat saja mempunyai beberapa tugas ataupun jabatan. Dengan prinsip yang sama, kita dapat menerima bahwa Bunda Maria adalah Bunda Allah, karena dia melahirkan Pribadi Yesus yang sungguh Allah – karena Yesus adalah Pribadi kedua dari Allah Trinitas.
Bunda Maria disebut Bunda Allah, untuk mendukung ajaran tentang kodrat Yesus yang sungguh Allah, walaupun Ia juga sungguh manusia. Banyak orang menyangka bahwa gelar Bunda Allah itu terlalu berlebihan, dan dianggap terlalu meninggikan Maria. Maka umumnya pandangan ini kemudian mengatakan bahwa Maria itu hanya ibu dari Yesus manusia, namun bukan ibu dari Yesus Tuhan. Di sini terlihat bahwa anggapan itu memisahkan kedua kodrat Yesus. Ketidakmampuan untuk menangkap bahwa seorang ibu melahirkan seorang pribadi dan bukan kodrat, dapat berakibat fatal. Ini terjadi di abad ke-5, sewaktu Nestorius, seorang Uskup Agung Konstantinopel (428-431) mengajarkan bahwa Bunda Maria hanya melahirkan Yesus dalam kodrat-Nya sebagai manusia saja, sementara ke-Allahan Yesus masuk ke dalam Yesus manusia tersebut. Maka, Nestorius mengajarkan bahwa Yesus bukanlah Allah, namun hanya seorang manusia dengan Allah yang ada di dalamnya. Dengan kata lain, menurut Nestorius, di dalam Yesus ada Allah namun Yesus bukanlah Allah. Ajaran ini tidak sesuai dengan ajaran Kristiani yang mengajarkan bahwa Yesus adalah sungguh Allah dan sungguh manusia. Maka jika dikatakan bahwa Maria adalah Bunda Allah, itu adalah untuk menyatakan bahwa Maria adalah Bunda Yesus yang sungguh Allah -walaupun Yesus juga adalah sungguh manusia. Dengan demikian, dogma Maria Bunda Allah ada untuk mendukung dogma bahwa Yesus adalah sungguh Allah. Apa dasar Kitab Sucinya? Untuk lengkapnya silahkan buka tautan ini:
https://www.katolisitas.org/mungkinkah-maria-yang-adalah-manusia-disebut-bunda-allah/