Sabda Hidup: Rabu, 1 Februari 2017
Kandelaria dr st Yosef, Marua Aba Vaillot, Odilia Vaymgarten
warna liturgi Hijau
Bacaan
Ibr. 12: 4-7,11-15; Mzm. 103:1-2,13-14,17-18a; Mrk. 6:1-6.BcORm 14:1-23
Bacaan Injil: Mrk. 6:1-6.
1 Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. 2 Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? 3 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. 4 Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.” 5 Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. 6 Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. (6-6b) Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Renungan
BANYAK orang tua memberikan gizi yang terbaik bagi anak-anaknya. Mereka berharap asupan yang bergizi akan membentuk kesehatan dan kecerdasan sang anak. Namun seringkali kita dikagetkan kala mendapatkan berita bahwa lulusan terbaik anak SD atau sekolah menengah berasal dari keluarga yang terbatas. Jangankan mereka memikirkan gizi terbaik, mikir hari ini mau makan apa saja sudah sering memusingkan. Kenyataan ini sering membuat kita terheran-heran.
Para tetangga Yesus juga heran pada kuasa yang dimiliki Yesus. “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?” (Mrk 6:2). Mereka tahu siapa keluarga Yesus. Bagi mereka tidak mungkin keluarga itu menghadirkan pribadi seperti Yesus. Mereka sangat heran. Namun mereka menutup mata dengan apa yang mereka lihat dan dengar dengan ketidakpercayaannya. Maka tak ada mukjijat yang terjadi di sana.
Keistimewaan bisa muncul dari manapun. Ia bisa muncul dari mereka yang dipersiapkan. Ia juga bisa muncul dari kelompok yang tak terduga, bahkan tak dipercaya. Rasanya karya Allah bisa hadir melalui siapa pun. Kita tidak perlu menutup diri dengan cap-cap yang ada. Keterbukaan atas karya Allah ini akan membuka peluang bagi kita untuk merasakan mukjijat Allah.
Kontemplasi
Pejamkan sejenak matamu. Bayangkan kehadiran Yesus di daerah-Nya. Bandingkan dengan pengalamanmu.
Refleksi
Bagaimana menerima karya istimewa Tuhan yang muncul dari kondisi yang tak kauduga?
Doa
Tuhan Engkau bisa menghadirkan karya-Mu di manapun. Semoga mataku lebih terbuka untuk melihat karya-karya-Mu. Amin.
Perutusan
Aku mengakui karya istimewa Tuhan yang bisa muncul dari situasi dan kondisi apapun.-nasp-
Sumber : www.sesawi.net