Sabda Hidup: Selasa, 14 Maret 2017
Hari biasa Pekan II Prapaskah
warna liturgi Ungu
Bacaan
Yes 1:10.16-20; Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23; Mat 23:1-12. BcOUl 26:1-19
Bacaan Injil: Mat 23:1-12
1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: 2 “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. 3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. 4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. 5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; 6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; 7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. 8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. 9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. 10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. 11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. 12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Renungan
SERING kita menemukan orang-orang yang mempunyai ide-ide yang bagus. Gagasan-gagasan dia membuat kita terpesona. Namun sering rasa hormat kita luruh kala menyaksikan ketidakmampuan orang tersebut mewujudkan ide-idenya. Akibatnya kita pun sering tidak respek dengan gagasan-gagasannya.
Tuhan mengingatkan kita untuk tetap melihat gagasan baik sebagai gagasan baik walau keluar dari orang yang tak mampu mengimplementasikannya. “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya” (Mat 23:2-3).
Kita perlu menerima yang baik sebagai yang baik. Kita tidak perlu menjatuhkan yang baik sebagai tidak baik karena disampaikan oleh yang tidak baik. Hal baik pada hakekatnya baik, kalau kita terima dengan baik maka akan menghadirkan kebaikan. Maka mari kita menerima yang baik sebagai yang baik.
Kontemplasi
Pejamkan matamu. Akuilah kebaikan dari orang yang tidak kamu sukai.
Refleksi
Bagaimana menerima kebaikan dari orang yang tidak kita senangi?
Doa
Tuhan semoga aku bisa menerima kebaikan sebagai kebaikan. Dan mengembangkan kebaikan tersebut dalam hidupku. Amin.
Perutusan
Aku akan menerima kebaikan sebagai kebaikan. -nasp-
Sumber : www.sesawi.net