| |

Sabda Hidup: Selasa, 18 April 2017

HARI SELASA DALAM OKTAF PASKAH

warna liturgi Putih

Bacaan

Kis. 2:36-41; Mzm. 33:4-5,18-19,20,22; Yoh. 20:11-18. BcO 1Ptr 1:22-2:10

Bacaan Injil: Yoh 20: 11-18

11Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, 12dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. 13Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab Maria kepada mereka: “Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” 14Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. 15Kata Yesus kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: “Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.” 16Kata Yesus kepadanya: “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: “Rabuni!”, artinya Guru. 17Kata Yesus kepadanya: “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” 18Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.

Renungan

YESUS telah bangkit. Yesus yang telah bangkit itu menemu Maria yang kehilangan. Perjumpaan itu sungguh menguatkan hati Maria. Hatinya yang lunglai karena kepedihan menjadi bergairah karena bertemu deng Tuhan yang telah bangkit. Ia pun membawa kabar kebangkitan tersebut, “Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya” (Yoh 20:18).

Pada saat-saat tertentu mungkin kita mengalami lesu dan tak berdaya. Semua hal yang telah kita usahakan dan harapan tampak sirna dan tak berbekas. Tidak ada lagi penopang yang menegakkan tulang kita untuk berdiri. Walau kondisi ini membawa kita pada ketidakberdayaan bahkan ketidakpercayaan namun justru pada saat seperti itu kita perlu datang dan mengandalkan Tuhan. Maria Magdalena tidak lari ke mana-mana. Ia hanya datang dan mencari Tuhan. Tuhan pun melegakan kelelahan Maria. Mari kita selalu datang kepada Tuhan.

Kontemplasi

Bayangkan kisah dalam Injil Yoh 20:11-18. Timba daya perjumpaan dengan Tuhan.

Refleksi

Apa yang aku lakukan kala merasa tidak berdaya dan tidak punya harapan?

Doa

Tuhan semoga aku selalu merasakan daya kekuatan-Mu terutama kala harapanku hampir pupus. Amin.

Perutusan

Aku menguatkan semangat hidup dari Tuhan. -nasp-

Sumber : www.sesawi.net

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *